Rabu, 29 Februari 2012

APA ITU DOA ?DAN MENGAPA KITA HARUS BERDOA?(Refleksi Teologis)


 

  1. Makna doa

Doa adalah sesuatu yang sangat biasa dan sesehari. Seumpama udara yang kita hirup. Setiap orang tahu apa itu doa. Tetapi kenyataannya tidak sedikit orang yang salah memahami tentang doa, lantas tersandung karena doa. Maka, mari kita bicara tentang makna doa.

Apa itu doa?

Pertama,
doa bukan alat untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan. Doa bukan mantera. Betul, Tuhan Yesus dalam Matius 7:7 mengatakan, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Tetapi ayat itu tidak terhenti sampai di situ. Pada ayat 11 Tuhan Yesus juga mengatakan, "Bapamu yang di sorga akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta-Nya." Yang baik tidak selalu itu yang kita minta, dan yang kita minta belum tentu itu yang baik. Jadi memang tidak selalu doa kita dikabulkan. Dalam Alkitab juga ada beberapa doa yang tidak terkabul. Musa yang meminta supaya bisa memasuki tanah perjanjian, tetapi Tuhan hanya mengijinkannya melihat dari jauh (Ul. 34:4). Paulus yang berdoa supaya disembuhkan dari penyakitnya, tetapi Tuhan menjawab: "Cukuplah kasih karunia-Ku kepadamu" (2 Kor. 12:9). Dan Tuhan Yesus sendiri yang di Getsemani memohon agar cawan penderitaan berlalu daripada-Nya, tetapi yang terjadi Dia harus meminumnya juga (Mat. 26:42).

Kedua, doa seringkali tidak melepaskan kita dari masalah, tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk menghadapi masalah itu. Paulus tetap harus hidup dengan penyakit dan kelemahan fisiknya, tetapi ia mampu menjalaninya dengan tegar, tidak tenggelam atau hanyut dalam keputusasaan. Tuhan Yesus tetap harus melewati jalan perderitaan, via dolorosa, tetapi berkat doa Dia dapat melaluinya dengan hati teguh dan dalam penyerahan diri kepada Allah Bapa-Nya di Sorga.Kalau diibaratkan, begini: kita sedang berjalan, lalu di depan kita menghadang sebuah gunung yang tinggi. Doa seringkali tidak membuat gunung itu lari dari hadapan kita. Tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk mendakinya.

Ketiga,
doa adalah landasan hidup kita. Doa bukan jalan terakhir. Doa harus menjadi yang pertama dan utama, langkah awal ketika kita hendak memulai sesuatu di mana pun dan kapan pun.Jadi keliru kalau kita baru ingat berdoa hanya selagi butuh atau kepepet. Juga keliru, kalau kita baru berdoa setelah usaha lain-lain tidak berhasil. Itu sama saja dengan memperlakukan Tuhan sebagai penjaga gudang. Tempatnya di pojok, dipanggil sesekali kalau lagi membutuhkan. Tetapi kalau ada apa-apa yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan, kita langsung memprotes dan marah.Oleh karena itu, sebelum kita menyalahknn Tuhan, kecewa dan menyesali Tuhan, baiknya tanyakan dulu pada diri sendiri: Apakah kita sudah memperlakukan Tuhan dengan semestinya?

Keempat,
doa bukan sekedar soal kata-kata, tetapi juga soal tindakan. Terwujudnya sebuah doa seringkati merupakan kerja sama antara anugerah Tuhan dan usaha kita. Percuma, misalnya, kita berdoa supaya terhindar dari pencobaan, tetapi kita terus nyerempet-nyerempet bahaya. Percuma kita berdoa supaya mendapat pekerjaan, tetapi kita tidak mau mencarinya. Percuma kita berdoa supaya orang-orang miskin ditolong, tetapi kita sendiri tidak mau menolong orang yang di depan jelas-jelas membutuhkan bantuan. Ada seorang pemuda yang protes kepada Tuhan, ketika melihat seorong anak gelandangan yang tengah kelaparan di pinggir jalan. "Tuhan, kenapa Engkau membiarkan kemalangan menimpa anak itu?" serunya. Lalu Tuhan menjawab,"Tetapi Aku sudah mengirimkan kamu."

Berdoa dan berusaha ibarat dua sisi dalam satu mata uang yang sama; dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Terkabulnya sebuah doa kerapkali merupakan gabungan antara anugerah Allah dan upaya kita.Seperti kalau kita sakit, kita pergi ke dokter. Dokter memberi nasihat ini dan itu. Tetapi kalau kita tidak melaksanakannya, ya percuma saja. Itulah doa.

Berdoa berarti mempercayakan seluruh pergumulan dan hidup kita kepada Tuhan. Karena itu doa harus dilandasi dengan penyerahan diri kepada Tuhan, dan keyakinan bahwa Tuhan mengetahui apa yang terbaik buat kita. Doa juga harus diiringi dengan upaya.

 
 

B. Bagaimana Berdoa ?

Doa artinya komunikasi dengan Tuhan. Pengertian ini sudah umum kita ketahui. Sejak Sekolah Minggu kita sudah diajar begitu. Hanya apa maknanya kerap kurang kita sadari dan hayati. Sehingga pengertian itu menjadi sekadar hafalan di luar kepala. Tanpa makna apa-apa. Lalu apa yang harus kita pahami dengan pengertian tersebut?

Pertama, komunikasi tidak selalu berupa untaian kata-kata yang diucapkan. Kita dapat menjalin komunikasi dengan orang-orang yang dekat dengan kita - misalnya suami, istri, orang tua, atau anak kita - tanpa harus ngomong. Ketika sama-sama berdiam diri dalam suasana tertentu kita tetap dapat saling berkomunikasi. Karena doa adalah komunikasi dengan Tuhan, maka itu berarti berdoa kita tidak selalu berarti berbicara; mengutarakan ini dan itu. Ada saatnya kita kehabisan kata-kata. Kita tidak tahu harus ngomong apa lagi dalam doa kita. Dalam keadaaan seperti itu daripada kita memaksakan diri bicara padahal tidak tulus, lebih baik kita berdiam diri saja dalam suasana hening. Rasakan kehadiran Tuhan; betapa dekat-Nya Dia. Hayati penyertaan dan kasih Tuhan; betapa baiknya Dia. Tidak usah ngomong apa pun. Itu sudah doa.Mengenai kebutuhan kita, tidak usah kuatir karena Tuhan juga tahu (Mat. 6;8).Baik juga kalau sambil diiringi dengan lagu rohani dari kaset. Lalu alami sungguh-sungguh lagu itu. Kita renungkan syairnya. Resapi melodinya. Doa kita akan terasa sangat berbeda. Kerap karena kita menganggap berdoa berarti berbicara, lalu kita jadi sibuk ngomong. Kita lupa untuk "mendengarkan" Tuhan.

Kedua, berkomunikasi adalah kebutuhan kita. Bayangkan kalau kita sama sekali tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan orang lain; betapa akan sangat menderitanya kita. Di Afrika konon ada sebuah suku yang melaksanakan hukuman mati bagi warganya dengan cara mengusir dan mengucilkan ia dari komunitasnya; tidak boleh seorang pun melakukan kontak dengannya.Apa yang akan terjadi? Si terhukum akan merana sendiri dan mati kesepian. Jadi doa bukanlah sekadar kewajiban, panggilan atau undangan. Doa merupakan kebutuhan kita. Seperti kita membutuhkan udara untuk hidup jasmani, begitu juga kita membutuhkan doa untuk hidup rohani. Tidak salah kalau dikatakan doa adalah napas orang kristiani. Tanpa napas tubuh jasmani kita mati, tanpa doa tubuh rohani kita kering dan mati pula. Maka, kalau kita merasa hidup ini hampa, kosong, jangan- jangan kita memang kurang berdoa.

Ketiga, karena doa adalah komunikasi dengan Tuhan, maka alamat
atau tujuan doa itu adalah Tuhan. Ini penting disadari, sebab kerap sadar atau tidak sadar sekalipun kita berdoa kepada Tuhan, tetapi pikiran dan hati kita malah terarah kepada orang-orang di sekeliling. Contoh, kadang-kadang ada orang yang mengaku tidak bisa berdoa di depan umum. Alasannya grogi, takut kata-katanya tidak bagus nanti ditertawakan. Tetapi kalau berdoa sendiri atau dalam hati dia bisa. Kenapa begitu? Karena pikirannya lebih terarah kepada orang-orang yang di sekitar dia. Bukan kepada Tuhan. Padahal doa bukan soal kata-kata bagus atau puitis. Doa soal ketulusan dan kesungguhan.

Ada cerita, seorang anak sangat dimanjakan oleh neneknya. Apa yang dia minta selalu diberi. Sekali waktu anak itu berdoa di kamarnya, "Tuhan, berikanlah kepada saya mobil-mobilan yang kemarin saya lihat di toko mainan." Suaranya sangat keras sampai kedengaran ke halaman depan. Ibunya yang mendengar menegur dia. "Nak, kalau berdoa jangan keras-keras begitu. Cukup dalam hati, Tuhan pasti mendengar kok " "Iya, bu, berdoa dalam hati Tuhan mendengar," jawab si anak kalem, "Tetapi bagaimana nenek bisa mendengarnya juga." Contoh lain, orang Yahudi mempunyai aturan doa yang ketat dam kaku. Mereka memiliki waktu-waktu khusus untuk berdoa. Biasanya sehari lima kali; dua kali sebelum dan sesudah matahari terbenam. Lalu tiga kali Iainnya pk. 9.00, pk. 12.00, dan pk. 15.00. Sikap mereka berdoa juga sangat atraktif: berdiri dengan kedua tangan direntangkan ke atas kepala. Dengan cara dan aturan serupa ini maka doa mudah beralih tujuannya. Bukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi supaya dipuji orang. Banyak dari mereka yang pada waktu-waktu itu secara sengaja berada di tempat ramai; pasar atau ujung-ujung jalan. Sehingga pas waktunya berdoa, mereka bisa berdoa dan orang-orang lain bisa melihatnya. Lalu memuji mereka sebagai orang saleh. Karena itu Tuhan Yesus pun berkata " Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan ,jalan raya, supaya mereka dilihat orang" (Mat. 6:5). Lalu lanjut-Nya, "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi" (Mat. 6:6). Maksudnya di sini tentu bukan harafiah, kalau berdoa harus di dalam kamar yang terkunci rapat. Bukan begitu. Tetapi biarlah doa kita betul-betul menjadi sebuah komunikasi pribadi dengan Tuhan.

 
 

C. Mengapa kita harus berdoa ? atau mengapa kita harus meminta Tuhan supaya mengajarkan doa kepada kita? Dan mengapa doa kita tidak di jawab? Marilah kita mempelajari beberapa alasannya.

  1. Firman Allah Memerintahkan Kepada Anda untuk Berdoa

Firman Tuhan mengatakan, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" Yesaya 55:6. Tuhan Yesus juga mengatakan suatu perumpamaan supaya murid-murid-Nya tidak jemu- jemu berdoa. Lukas 18:1. 1 Tesalonika 5:17 berkata, "Tetaplah berdoa." Kemudian bacalah Lukas 21:36 dan Filipi 4:6. Setelah Anda membaca petunjuk-petunjuk ini dari Tuhan, bacalah Yohanes 14:15. Jadi, mengapa kita harus berdoa karena Firman Allah yang memerintahkan kita untuk berdoa. Doa adalah perintah Allah dan disertai janji Allah. Allah yang memerintahkan kita berdoa adalah Allah yang berjanji akan mengabulkan doa dan permohonan kita. Coba kita baca dan renungkan ayat-ayat firman Tuhan ini : (Mazmur 50 : 15): "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan,Aku akan meluputkan engkau,dan engkau akan memuliakan Aku". Dalam ( Matius 7 : 7-8 ): "Mintalah,maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat;ketoklah,maka pintu akan dibukakan kepadamu. Karena setiap orang yang meminta, menerima,dan setiap orang yang mencari, mendapat,dan setiap orang yang mengetok,baginya pintu dibukakan."

  1. Allah Menginginkan Anda untuk Berdoa

Yesus telah mengajarkan kepada para murid-Nya agar mereka berbicara kepada Bapa di surga saat mereka berdoa. Berdoa ialah berbicara dengan Bapa yang di surga. Ini merupakan persekutuan dengan Allah. "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu" Yakobus 4:8a. Bukankah itu janji yang sangat indah? Tuhan sangat tersanjung dan senang saat melihat Anda berbicara dengan Dia dalam doa. Inilah Alasan utama mengapa kita harus berdoa karena Allah menginginkan kita untuk berdoa.

  1. Pertumbuhan Rohani Anda Menuntut Anda untuk Berdoa

Yesus berkata bahwa Anda dapat meminta kepada Bapa Surgawi segala sesuatu yang Anda butuhkan, termasuk pada saat di mana Anda dicobai oleh Iblis dan jatuh ke dalam dosa. Anda harus berdoa dan meminta Tuhan agar melepaskan kita dari pencobaan tersebut. Jika Anda berdosa, Anda hanya bisa diampuni jika Anda mau mengakui dosa Anda kepada Tuhan lewat doa. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." 1 Yohanes 1:9. Sudahkah Anda melihat bahwa sangat penting bagi Anda untuk berdoa? Anda tidak dapat bertumbuh sebagai seorang Kristen tanpa berdoa.

  1. Penghasilan Buah Anda Bergantung pada Doa Anda

Pada suatu saat Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya untuk "tinggal tetap di dalam Dia" Yohanes 15:5-7. Sebuah cabang hanya dapat tetap hidup dan berbuah jika ia tetap bersatu pada batangnya. Demikian pula dengan orang Kristen, kita telah disatukan dengan Kristus. Inilah yang dimaksud dengan tinggal di dalam Kristus. Berbuah artinya hidup dalam suatu cara sehingga orang-orang datang untuk mengenal Kristus sebagai Juru Selamat dan mereka dikuatkan saat Anda melayani mereka. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan berdoa. Bacalah lagi Yohanes 15; Yohanes 15:7 dan Yohanes 15:16.

  1. Orang-orang lain Membutuhkan Doa-doa Anda

Perhatikan kembali bacaan Alkitab kita dalam Lukas 11:1-13. Tuhan Yesus menggunakan cerita ini untuk mengajar kita agar tidak menyerah atau tidak jemu-jemu saat kita berdoa. Ia memberi janji yang indah kepada kita di dalam Lukas 11:9-10 "Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."

  1. Anda Harus Memenuhi Syarat-syarat Allah untuk Berdoa

Bacalah 1 Timotius 2:1-2 dan Efesus 6:18. Sekarang berdoalah untuk orang-orang yang belum percaya supaya mereka diselamatkan. Berdoalah untuk teman-teman yang terkena pencobaan supaya menjadi kuat dan setia kepada Yesus. Berdoalah untuk orang-orang yang sakit supaya mereka disembuhkan. Berdoalah untuk para pemimpin pemerintahan supaya mereka dapat memimpin dengan bijaksana. Alkitab mengatakan, "Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" Yakobus 5:16.

  1. Anda harus mengetahui bahwa Allah pasti menjawab doa kita, karena jawaban doa ada 3 yaitu : ya, tunggu dan tidak.

Ketika TuhanYesus datang ke dunia ini, akhir dari pelayanan-Nya adalah melakukan kehendak Allah untuk menggenapi nubuat kitab para nabi dan menggenapi kitab Taurat Musa. Ketika Ia berdoa di taman Gestsemani, Ia sudah melihat apa yang akan terjadi dan Ia akan mengalami penderitaan untuk menebus umat manusia dari dosa, iblis,maut,murka dan hukuman Allah. Dan Ia berdoa memohon kepada Allah Bapa-Nya, agar cawan penderitaan itu berlalu dari-Nya dan menyerahkannya kepada Allah.

Tetapi Akitab mencatat bahwa doa Tuhan Yesus dijawab "tidak" oleh Allah dan Ia harus melalui penderitaan jalan salib untuk menanggung dosa dunia sebelum masuk ketempat kemuliaan. Dan sebagai hasil jawaban doa-Nya, Yesus rela disalibkan untuk menebus dosa-dosa kita manusia. Begitu juga halnya dengan raja Daud. Ketika ia jatuh kedalam dosa dan berbuat kejahatan dengan membunuh Uria dan berjinah dengan Betseyba, istri Uria,panglima perang raja Daud, dosanya diampuni oleh Allah. Dan ketika Tuhan mengatakan bahwa anak hasil hubungannya dengan Batseyba akan mati, raja Daud berdoa dan berpuasa memohon kepada Allah, agar anaknya tidak mati. Tetapi Allah menjawab doa raja Daud dengan jawaban "tidak", dan anaknya itupun mati. Dari cerita Alkitab ini, kita belajar bahwa kita tidak perlu takut bahwa doa kita tidak di jawab oleh Allah. Allah Bapa kita disorga adalah Allah Yang Maha Bijaksana dan Allah Yang Maha Tahu. Dia tahu apa yang terbaik buat anak-anak-Nya walaupun kadangkala kita salah berdoa dan memohon kepada-Nya. Doa kita pasti dijawab-Nya, walaupun hasilnya kadangkala tidak sesuai dengan keinginan, kehendak dan rencana kita.

 
 

Dalam Kisah Para Rasul pasal 12, kita melihat bagaimana strategi iblis untuk menentang dan menjatuhkan Gereja Tuhan. Ia memakai Herodes untuk membunuh Yakobus, seorang tokoh gereja mula- mula. Kemudian menahan dan memasukkan Petrus ke dalam penjara. Iblis ingin menghancurkan orang percaya. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa jika kita mulai melakukan sesuatu untuk Tuhan atau terlibat dalam pelayanan, bersiap-siaplah untuk mendapat serangan iblis. Karenanya pastikanlah bahwa kita memiliki kuasa Allah. Hanya dengan kuasa Allah kita dapat mematahkan serangan iblis. Dan kuasa Allah ini tercipta lewat doa-doa yang kita naikkan kepada Allah. Dalam ayat-ayat yang sama kita juga melihat tentang dasyatnya kuasa doa. Waktu Petrus ditahan dalam penjara, ada anak-anak Tuhan yang dengan tekun berdoa kepada Allah baginya. Inilah yang melatarbelakangi terjadinya mujizat. Doa-doa mereka mengguncangkan surga. Sehingga Tuhan mengirimkan malaikatNya untuk melepaskan Petrus. Rantai-rantai besar yang kuat membelenggu Petrus terputus begitu saja. Petrus dilepaskan! Mengapa? Karena ada anak- anak Tuhan yang berdoa tak putus-putusnya bagi Petrus. Sungguh, ada kuasa dalam doa kita. Doa dapat menyelamatkan kita dari dilema yang kita hadapi.

Doa sanggup membebaskan kita dari penjara masalah dan badai kehidupan kita. Sekarang masalahnya adalah bagaimana kita berdoa. Apakah kita berdoa dengan benar? Apakah salurannya bersih? Sehingga doa tersebut dapat langsung menghubungkan kita dengan takhta Allah. Alkitab menyatakan bahwa doa orang benar bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b). Artinya pertama-tama jadilah orang yang benar dihadapan Allah dengan melakukan semua kehendak Allah. Kemudian saat kita berdoa yakinlah bahwa Allah mendengar dan menjawab doa-doa kita. Doa merupakan tindakan menggerakan tangan Tuhan untuk mengerjakan mujizat. Benteng-benteng iblis akan dihancurleburkan lewat doa-doa yang dinaikkan. Iblis akan sangat gemetar dan ketakutan jika ada orang-orang yang berdoa kepada Tuhan. Sekalipun doa itu dinaikkan oleh anak-anak Tuhan yang paling lemah. Sebab pada saat kita berlutut dan berdoa, kita memiliki kuasa untuk menyerang iblis dan menghancurkan benteng-bentengnya. Itu sebabnya kita menjadi ancaman yang serius bagi kerajaan kegelapan. Jadi Sahabat sekalian berdoalah! Karena ada kuasa yang dasyat dalam doamu. Doamu mampu menghancurkan kuasa iblis. Jika Saudara banyak berdoa, maka kuasa yang besar akan mengalir. Sebaliknya jika sedikit berdoa maka hanyalah kuasa yang kecil yang bisa dilihat. Doa-doa yang dinaikan dengan sungguh-sungguh dalam skala yang besar telah mengerjakan banyak mujizat. Kebangunan-kebangunan rohani terjadi karena ada orang-orang yang mau bayar harga untuk berdoa.

Doa mampu menciptakan kuasa Allah yang dasyat untuk terjadinya mujizat demi mujizat. Sekali lagi mulailah berdoa dan teruslah berdoa! Baik secara pribadi maupun kolektif. Iblis akan gemetar dan lari ketakutan karena doamu yang sungguh- sungguh. Sahabat,engkau akan melihat tangan Tuhan yang ajaib turun menolongmu, karena ada kuasa di dalam doa orang benar. Haleluya!

Syarat-syarat bagi doa yang dikabulkan oleh Allah:

  1. Anda harus berdoa dengan iman. (Ibrani 11:6.)
  2. Anda harus memiliki hati yang bersih. (Mazmur 66:19).
  3. Anda harus kudus dalam kehidupan sehari-hari Anda. (2 Tawarikh 7:14.)
  4. Anda harus berdoa menurut kehendak Allah. (1 Yohanes 5:14-15).
  5. Anda harus tinggal tetap di dalam Kristus. (Yohanes 15:7).
  6. Anda harus orang benar di hadapan Allah ( Yak 5:16b)

"TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya".(Amsal 15:29)

"Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benardiberkati-Nya. (Amsal 3:33).

Penghalang sehingga doa kita tidak didengar dan dijawab oleh Allah:

  1. Dosa-dosa kita
  2. Kejahatan dan kefasikan kita

Dosa dan kejahatan kitalah yang menjadi tembok pemisah diantara kita dengan Allah. Dosa dan kejahatan kitalah yang menyebabkan Allah tidak menjawab dan mengabulkan doa kita. Cobalah kita baca,uraikan dan renungkan ayat firman Tuhan ini :

" Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan." (Yesaya 59:1-3).

Apakah dosa itu ? Alkitab Firman Allah mengatakan dosa adalah pelanggaran Hukum Allah. Dan semua kejahatan adalah dosa. Jadi kalau kita tidak melakukan dan menaati (melanggar) segala perintah-Nya dan melakukan apa yang tidak berkenan kepada-Nya, berarti kita berbuat dosa dan melakukan kejahatan.

"Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah."( 1 Yoh 3:4).

"Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut". (1 Yoh 5:17).

Supaya doa kita dijawab dan didengar oleh Allah, kita harus menjadi orang benar, karena hanya doa orang benar yang didengarkan dan dijawab oleh Allah. Hanya orang benar yang dikasihi-Nya, dan diselamatkan-Nya. Kita yang dibaptis,percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah orang benar. Tuhan Yesus dapat membuat kita benar dan berkenan kepada Allah melalui karya Roh Kudus.Tuhan Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita. Pengakuan Iman Rasuli dan Doa Bapa Kami membuat kita benar dihadapan Allah, membuat kita berkenan kepada-Nya, dan membawa rahmat Allah bagi kita. Karena dalam pandangan Allah imanlah yang membuat kita suci dan kudus dan imanlah yang membuat kita berkenan kepada-Nya ( Bdk Ibr 11:16, Kis 26:18 ).

Sebuah kesaksian:

Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan berdiri di pinggir jalan untuk mencari tumpangan ke kota Chicago di Illinois.

Sebenarnya perbuatan "hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat berbahaya, tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan hal itu. Tiba-tiba sebuah limousine warna hitam menghampiri tentara itu dan memberikan tumpangan. Tentara dan pemilik limousine tersebut saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana, kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada pemilik limousine ini. Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan diturunkan di tengah jalan. Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan berkata kepada pemilik limousine ini, "Pak, boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?" "Oh, boleh saja," jawab Bapak ini, "Pertanyaan apa?" "Kalau misalnya Bapak meninggal dunia besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk neraka?" "Kamu tahu nggak?" jawab Bapak ini, "Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka." "Bapak mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya tentara ini.

 
 

"Oh tentu saja mau, " jawab Bapak itu.

Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus Kristus dan menantang Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bapak itu bersedia menerima Yesus, dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Air mata meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, "Kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya Chicago, ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil). Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil berkata, "Ketahuilah, hari ini anda sudah melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan- kapan kalau main ke Chicago Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago, dan ia ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara ini ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat yang tertera di kartu nama tersebut, dan ia sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu dapatkan kartu ini?" Tentara itu menjawab, "Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada saya." sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke lantai paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris yang ada di sana." Tentara itu naik ke lantai paling atas dan memberikan kartu nama itu kepada sekretaris yang ada di sana yang juga sangat terkejut, "Dari mana Anda dapatkan kartu ini?" Jawab tentara itu, "Wah panjang ceritanya tetapi beliau sendiri yang memberikannya kepada saya." "Bapak ini sekarang tidak ada di sini, apakah Anda ingin bertemu dengan istrinya?" "Boleh," jawab tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut. "Dari mana kamu peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri) tersebut. Tentara itu menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut mengalami kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut. hubungilah saya di alamat ini. "Dan tak lama kemudian mereka berpisah.

Ibu itu mengatakan bahwa bertahun- tahun ia berdoa supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan pelayanannya. Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan doa ibu itu.

Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa-doa yang disampaikannya TANPA memberitahu Ibu tersebut bahwa doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN. Dari kisah ini kita bisa belajar; HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa kita? TIDAKKAH mata iman kita bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA tidak dikabulkan oleh Tuhan itu TERNYATA Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa-doa kita? Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong, Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?

HARUSKAH Allah mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI dengan cara yang kita sodorkan kepada Tuhan? Apakah kita sudah sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan" yang "harus dikabulkan hari ini juga," "harus dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?

Kehidupan orang kristen tidak terlepas dari hidup didunia ini. Masalah dan persoalan selalu mendatangi kita. Terkadang sampai membuat kita putus asa dan frustasi. Mungkin saat ini anda sedang dalam kesukaran dan himpitan hidup, mungkin saat anda membaca ini anda tengah frustasi dan putus asa. Ingatlah selalu bahwa bukan hanya anda yang mengalami hal ini tapi semua penduduk dunia ini. Kekecewaan, keputus asaan dan ketidak berdayaan adalah milik manusia. Tapi lain halnya dengan Allah. Dialah yang mempunyai segala jalan keluar atas setiap persoalan dan problem didalam hidup umat manusia. Namun sayang, walaupun demikian sering kali orang kristen lupa untuk berdoa dan berharap akan pertolongan-Nya.

Kelebihan orang beriman dengan orang dunia adalah terletak pada iman itu sendiri. Mereka memiliki Allah yaitu Tuhan kita Yesus Kristus yang setiap saat selalu siap menolong kita. Dalam setiap persoalan Tuhan janji untuk memberikan kelepasan kepada kita, tapi sayangnya tidak ada yang mau berdoa dan memohonkannya kepada-Nya. Keinginan kita tidak pernah terpenuhi dan kita menjadi semakin dingin terhadap Tuhan dan juga terhadap orang-orang lain yang hidupnya lebih 'enak', tapi itu salah mereka sendiri. Dalam kitab Yakobus 4:2 dikatakan sebagai berikut, "Kamu mengingini sesuatu, tapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." Garis bawahi kata-kata terakhir itu. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Banyak orang Kristen bingung hanya dengan caranya sendiri dan dengan rencananya sendiri tanpa melibatkan Allah didalamnya. Mereka akan putus asa dan putus asa terus, sebab Firman Tuhan mengatakan bahwa mereka tidak berdoa !

Doa itu bukan suatu hal yang remeh dan merupakan nomer dua atau sekedar ritual untuk memperkuat keyakinan atas motivasi kita. Atau kalau saya menyebutnya jampi-jampi barang kali akan lebih tepat. Bukan! Doa itu besar kuasanya. Dalam Yakobus 5:16b dikatakan, "…Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Dengan doa yang penuh keyakinan maka apapun dapat terjadi. Ingatlah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah dan juga bagi orang yang percaya (baca: Markus 9:23).

Jangan meremehkan campur tangan Allah dalam mengatasi persoalan atau mewujudkan impian atau keinginan kita. Didalam tangan Allah segala sesuatunya yang ada maupun yang tiada. Tanpa Allah tidak mungkin keinginan dan rencana kita tercapai. Amsal 19:21 mengatakan, "Banyaklah rencangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." Ini menunjukan bawa manusia tidak berkuasa untuk mencapai apa yang diingini. Dalam Amsal 16:3 dikatakan, "Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu." Jelas sekali hubungan kedua ayat ini. Rancangan kita tanpa diserahkan kepada Tuhan tidak akan terlaksana. Apapun itu keinginan saudara utarakanlah kepada Allah didalam doa-doamu pasrahkan semuanya dalam tangan kuasa Allah, maka Tuhan akan mengabulkannya. Jangan hanya bingung dengan rencana dan cara kita sendiri.

Tuhan itu pemurah dan panjang sabar. Janganlah takut. Ia lebih baik dan sabar dibanding dengan gambaran kita selama ini. Jangan bodoh, Ia sendiri yang menyebut diri-Nya sebagai Bapa dan kita semua disebut-Nya sebagai anak. Bapa mana yang memberi ular kepada anaknya yang meminta ikan? Tuhan lebih dari bapa orang dunia (baca: Matius 7:9-11) Ia tidak akan menjahati atau mempermainkan keyakinan kita pada-Nya. Tuhan tahu apa yang menjadi keperluan dan keinginan kamu sebelum kamu berdoa kepada-Nya (baca: Matius 6:8)

Tapi ingatlah satu hal… Dalam Yakobus 5:16b diatas dikatakan bahwa "Doa orang benar" bukan orang berdosa. Tuhan hanya mendengarkan doa-doa orang benar. Jika ada dosa dan kesalahan bereskanlah semua itu dan bertobatlah. Dalam Mazmur 34:18 dan Mazmur 66:17-20 diceritakan bagaimana doa Daud itu didengar Tuhan selalu, karena tidak ada niat jahat didalam diri Daud. Juga dalam Yohanes 9:31 dikatakan, "Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan melakukan kehendakNya." atau dalam Yesaya 1:15 jelas sekali dikatakan bahwa doa orang yang tanggannya berdosa tidak akan pernah didengarNya.

Memang tidak semua doa yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Tuhan. Ada doa-doa yang tidak akan pernah terkabulkan. Yaitu jika kita masih hidup didalam dosa dan jika kita meminta kepada Tuhan atas hal-hal yang salah. Dalam Yakobus 4:3 dikatakan, "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." Sebelum kita berdoa kepada Tuhan selidikilah apakah keinginan dan permohonan kita itu merupakan hal yang salah dan hanya demi hawa nafsu kita. Jika bukan, yakinlah akan kebaikan Tuhan, doa kamu akan dikabulkan dan kamu akan menerima sesuai dengan iman kamu (baca: Matius 21:22).

Tuhan sendiri yang menyuruh kita berdoa padaNya dalam Filipi 4:6 yang bunyinya sebagai berikut, "Jangalah hendaknya kamu kawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." Dengan doa maka umat Tuhan yang didalam kebutuhan dan persoalan dapat memperoleh jalan lepas dan mendapatkan apa yang diinginkannya. Tuhan sendiri yang mengatakan kepada kita supaya jangan kita kawatir, berdoa saja maka Tuhan akan menolong dan menjawab doa kita dengan dasyat. Asalkan seperti yang kita bahas tadi diatas, tidak hidup dalam dosa dan memohon hal yang digunakan untuk memuaskan hawa nafsu kita.

Sebagai akhir dari renungan ini maka saya tambahkan satu ayat sebagai penutupnya. Dalam Yohanes 16:23 dikatakan, "…Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu (nama Tuhan Yesus)". Dalam pandangan Allah imanlah yang membuat kita suci,kudus dan berkenan kepada-Nya(Bdk Kis 26:18,Ibrani 11:6).Berdoalah dengan iman didalam nama Tuhan Yesus Kristus bahwa Tuhan Yesus dapat membuat kita benar dan berkenan kepada Allah melalui karya Roh Kudus, mohonkan semua doa-doa kamu didalam nama Perantara dan Penebus kita kepada Bapa di Surga, maka doa kita akan dikabulkanNya.

Selasa, 28 Februari 2012

MEMASUKI GEREJA DENGAN BAIK

Bagaimana dan apa saja yang harus kita lakukan pada saat memasuki gereja ?

  1. BERSIKAP RAMAH – Kita datang ke gereja untuk berjemaat, untuk mengungkapkan, membangun dan membarui persekutuan kita. maka kita perlu bersikap ramah kepada sesama anggota jemaat yang kita jumpai di dalam gereja, terutama kepada para penyambut jemaat. Keramahan itu membuat orang merasa bersahabat, bersekutu, bersaudara.
  2. BERSIKAP KHIDMAT – Saat memasuki gereja, kita perlu sadar bahwa kita sedang memasuki rumah Tuhan, kediaman Allah yang mahamulia. Maka sikap yang baik adalah sikap khidmat.
  3. MENGAMBIL AIR SUCI DAN MEMBUAT TANDA SALIB. Tindakan ini mengandung makna :
  • Mengenang Sakramen Baptis yang pernah kita terima
  • Menyucikan diri (badan, pikiran, hati) sebelum berliturgi, agar kita layak merayakan peristiwa keselamatan.
  1. BERLUTUT ATAU MEMBUNGKUK DENGAN KHIDMAT – artinya : tidak sambil lalu atau sambil lari atau terburu-buru. Kita berlutut membungkuk kearah altar.

  • Berlutut adalah tanda sembah sujud. Kita berlutut kalau di dalam gereja ada tabernakel dan di dalamnya ada Sakramen Mahakudus. Cara berlutut yang baik adalah lutut kanan diturunkan sampai menyentuh lantai. Tata berlutut ini hendaknya dilaksanakan dengan irama lambat untuk mengungkapkan hormat yang mendalam.
  • Membungkuk khidmat – Tata gerak ini adalah tanda penghormatan, kita lakukan dengan membungkukkan badan , bukan hanya menundukkan kepala.
  1. MENCARI TEMPAT DUDUK DENGAN TENANG ; kalau melewati saudara seiman yang sudah duduk, kita permisi dan tersenyum dengan ramah. Kalau ia sedang khusuk berdoa, hendaknya kita tidak sampai menimbulkan gangguan.
  2. DUDUK DENGAN TENANG, lalu berdoa pribadi atau menyiapkan diri utuk perayaan, misalnya membaca lembar panduan misa dan menyiapkan nyanyian yang disarankan dalam panduan.


     


     

    Catatan :

    Harus kita hindari mengobrol tentang macam-macam hal selama menungggu ibadat dimulai. Hal ini merugikan diri kita sendiri, karena kita tidak sungguh siap memasuki ibadat ; juga merugikan orang lain yang serius berdoa dan mempersiapkan diri ; mereka akan terganggu, menjadi kesal dan tidak khusuk lagi.


     


     

Sabtu, 25 Februari 2012

Tujuh karunia Roh Kudus yang menuntun manusia ke Surga


1. Roh Kudus, nyata sekaligus misterius

Banyak umat Katolik dapat menjelaskan dengan baik tentang dua Pribadi dalam Trinitas, yaitu Allah Bapa dan Allah Putera. Namun, kalau diminta untuk menjelaskan tentang Allah Roh Kudus, ada banyak orang mungkin mengalami kesulitan. Ada orang yang mengidentifikasikan Roh Kudus dengan kelompok-kelompok tertentu saja, seperti kelompok karismatik, karena manifestasi Roh Kudus dianggap lebih nyata terjadi di kelompok ini. Sementara kelompok lain sering memandang Roh Kudus sebagai Pribadi yang  misterius dan tidak dapat dimengerti. Namun, sesungguhnya semua umat beriman yang telah dibaptis telah mempunyai Roh Kudus dan ketujuh karunia Roh Kudus. Yang menjadi masalah adalah, apakah karunia Roh Kudus ini disadari dan mewarnai kehidupan umat beriman, sehingga dapat dikatakan bahwa  manifestasi Roh Kudus sungguh nyata di dalam kehidupan mereka.

Dalam menyambut Pentakosta, yaitu perayaan turunnya Roh Kudus atas para rasul, kami mencoba untuk mengupas tujuh karunia Roh Kudus, seperti yang disebutkan dalam Yesaya 11:2 " (a) kebijaksanaan / wisdom, (b) pengertian / understanding, (c) nasihat / counsel (4) keperkasaan / fortitude, (5) kesalehan / piety, (6) pengenalan / knowledge, (7) takut akan Tuhan / fear of the Lord". Harapannya adalah kita semua merindukan bahwa karunia Roh Kudus ini dapat bekerja secara lebih bebas dalam kehidupan kita.

2. Hubungan antara kebajikan ilahi (theological virtues), kebajikan kardinal (cardinal virtues) dan karunia roh kudus (gifts of the Holy Spirit)

Untuk lebih memahami tentang karunia Roh Kudus, maka kita perlu melihatnya dalam hubungannya dengan kebajikan ilahi maupun dalam hubungannya dengan kebajikan kardinal. Kebajikan kardinal (poros) adalah kebajikan manusia, yang merupakan poros kehidupan moral, yang terdiri dari: kebijaksanaan (prudence), keadilan (justice), keberanian (fortitude), dan penguasaan diri (temperance). Kebijaksanaan membuat seseorang untuk memahami tentang kebaikan yang benar dan memilih sarana yang tepat untuk mencapainya(KGK, 1835); keadilan memberikan apa yang menjadi hak Allah dan sesama (KGK, 1836); keberanian, mengejar kebaikan dengan teguh dan tidak takut menghadapi kesulitan (KGK, 1837); penguasaan diri dapat mengekang kenikmatan jasmani dan melakukannnya dalam batas-batas kewajaran (KGK, 1838). Untuk mencapai kesempurnaan dalam kebajikan ini, diperlukan latihan dan kerja keras. Namun, latihan dan kerja keras ini menjadi lebih mudah dan memberikan hasil yang lebih sempurna, kalau kita membiarkan Tuhan mengubah kita, baik melalui kebajikan ilahi maupun melalui karunia-karunia Roh Kudus.

Kebajikan-kebajikan manusia di atas berakar dalam kebajikan ilahi. Kebajikan ilahi, terdiri dari iman, pengharapan dan kasih. Kebajikan ilahi memungkinkan seseorang untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi (lih. 2 Ptr 1:4), karena Allah menjadi asal, sebab, dan tujuan (lih. KGK, 1812). Ini adalah cara Allah agar manusia dapat mencapai tujuan akhir, Sorga, yang melebihi kodrat manusia. Iman memberikan penerangan kepada akal budi kita dengan kebenaran ilahi; pengharapan mengarahkan keinginan kita untuk mencapai tujuan akhir; kasih mempersatukan keinginan kita dengan Tuhan, yang menjadi tujuan akhir dan sasaran. [1]

Dengan kata lain, kebajikan Ilahi memungkinkan kita untuk mengambil bagian dalam kehidupan Allah yang tidak mungkin dicapai oleh kebajikan moral. Kebajikan moral dapat mengarahkan seseorang untuk membentuk masyarakat yang baik, namun tidak dapat membuat seseorang berpartisipasi dalam kehidupan Allah, karena kehidupan Allah adalah di luar kodrat manusia. Dengan kebajikan ilahi, Tuhan sendiri menorehkan iman, pengharapan dan kasih dalam diri manusia, sehingga manusia dapat mencapai Sorga. Dengan perkataan lain, kebajikan moral mempunyai materai manusia, namun kebajikan ilahi mempunyai materai Allah sendiri.

Namun demikian, ada begitu banyak hal terjadi di dalam kehidupan kita, baik penderitaan, pencobaan dan berbagai macam glamor dunia ini yang dapat menjauhkan kita dari tujuan akhir, yaitu Sorga. Ditambah lagi dengan kelemahan-kelemahan kita karena dosa asal. Oleh karena itu, walaupun Tuhan telah memberikan kebajikan ilahi serta rahmat pengudusan, yang menjadi modal utama dan syarat utama untuk mencapai keselamatan, manusia memerlukan Penolong lain, sehingga manusia dapat bertahan dalam kehidupan ini untuk mencapai Sorga.[2] Bukan hanya bertahan, namun lebih tepatnya untuk mencapai kesempurnaan kehidupan kristiani. Inilah yang dijanjikan oleh Kristus sendiri, ketika Dia mengatakan akan mengirimkan Roh Kudus, yang akan terus menyertai seluruh umat beriman. Dia memberikan Roh Kudus sendiri yang akan tinggal di tengah- tengah umat beriman. Roh Kudus yang tinggal di dalam hati manusia mewarnai dan mengubah jiwa manusia menjadi semakin bertumbuh dalam kekudusan, sehingga menjadi semakin serupa dengan Yesus.

Roh Kudus memberikan inspirasi kepada umat manusia lewat karunia-karunia Roh Kudus. Di atas, kita telah mengenal tujuh karunia Roh Kudus seperti yang dituliskan oleh nabi Yesaya. Katekismus Gereja Katolik mendefinisikan "Ketujuh karunia Roh Kudus yang diberi kepada orang Kristen adalah: kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, kesalehan, dan rasa takut kepada Allah." (KGK, 1845). Mengapa umat Allah memerlukan tujuh karunia Roh Kudus? Jawabannya sederhana, yaitu karena karunia Roh Kudus ini diperlukan sehingga kita dapat mencapai tujuan akhir kita, yaitu Sorga.[3] Karena Sorga berada di luar kodrat manusia (supernatural end), maka kita memerlukan Roh Kudus untuk mencapai tujuan akhir ini. Sama seperti bayi tidak bisa pergi ke suatu tempat tanpa bantuan orang tuanya, maka kita tidak dapat mencapai Sorga tanpa bantuan Roh Kudus.

St. Thomas Aquinas menjelaskan lebih lanjut bahwa akal budi dan tentu saja kebajikan ilahi (iman, pengarapan dan kasih) diperlukan untuk mencapai tujuan akhir. Namun, karunia Roh Kudus inilah yang membuat jiwa kita siap dan mengikuti gerakan rahmat Allah.[4] Dapat diibaratkan bahwa karunia Roh Kudus merupakan layar dari sebuah kapal, yang memungkinkan kapal bergerak di laut lepas menuju tujuan akhir tanpa adanya usaha yang begitu besar dari awak kapal. Dengan layar yang berkembang secara bebas, maka kapal tersebut dapat mencapai tujuan akhir dengan selamat.

Jika dikatakan bahwa kebajikan moral mempunyai materai manusia, maka dapat diibaratkan karunia-karunia Roh Kudus mempunyai materai Allah. Rahmat pengudusan dan kebajikan ilahi memberikan gambaran akan Kristus. Ibaratnya, dengan kebajikan moral, manusia dengan tangannya sendiri dapat menorehkan garis atau coretan untuk membentuk lukisan, namun tidaklah terlalu sempurna. Dengan karunia Roh Kudus, jika kebajikan moral adalah kuasnya, dan karunia Roh Kudus adalah tangan dari Allah sendiri yang dapat menorehkan garis atau coretan, maka gambar Yesus akan dapat dilukiskan dengan sangat sempurna. Inilah sebabnya, karunia Roh Kudus diperlukan oleh umat beriman dalam mencapai kesempurnaan kehidupan kristiani.

3. Tentang karunia Roh Kudus secara umum

Seperti yang telah dijelaskan, tujuh karunia Roh Kudus adalah "kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, kesalehan, dan rasa takut kepada Allah." Empat dari karunia ini menyempurnakan akal budi, yaitu: kebijaksanaan, pengertian, nasihat dan pengenalan. Pengertian memberikan kedalaman kebenaran Allah dan ketiga yang lain memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan: kebijaksanaan menimbang hal-hal yang berkaitan dengan Allah; pengenalan menimbang hal- hal sehubungan dengan ciptaan; nasihat mengarahkan tindakan kita. Sedangkan kesempurnaan keinginan (will) ditopang dengan kesalehan, yang membimbing manusia dalam hubungan antara Allah dan manusia. Sedangkan untuk menopang "senses", maka Roh Kudus memberikan keperkasaan dan rasa takut akan Tuhan. Keperkasaan memberikan kekuatan sehingga seseorang tidak menghindar dari kesulitan untuk mencapai kesempurnaan spiritual; sedangkan rasa takut akan Tuhan memberikan relasi yang seharusnya antara Sang Pencipta dan ciptaan, serta membatasi keinginan hal-hal yang bersifat duniawi. Dari semua karunia Roh Kudus, yang tertinggi adalah kebijaksanaan. Kalau kita melihat tingkatannya, maka urutannya dari yang paling tinggi adalah: kebijaksanaan, pengertian, pengenalan, nasihat, kesalehan, keperkasaan dan takut akan Tuhan. Sekarang, mari kita lihat karunia-karunia ini satu persatu, mulai dari yang paling bawah.

4. Tentang tujuh karunia Roh Kudus

a. Karunia takut akan Tuhan (fear of the Lord)

Ada ketakutan yang baik dan ada ketakutan yang tidak baik. Ketakutan yang bersumber pada keduniaan atau penderitaan fisik di atas segalanya tidaklah baik.[5]. Ketakutan seperti ini adalah ketakutan kehilangan kenyamanan fisik dan kenikmatan dunia melebihi ketakutan kehilangan iman. Pada waktu iman dan Gereja dianggap menjadi penghalang, maka orang ini siap meninggalkan iman maupun Gereja, sehingga kenyamanan akan hal-hal duniawi dapat dipertahankan. Ketakutan seperti ini dapat membawa seseorang pada penderitaan abadi di neraka. Namun demikian, ada ketakutan yang baik, yaitu takut akan Tuhan (fear of the Lord). St. Teresa mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan obat bagi manusia untuk menghindari dosa, yaitu takut akan Tuhan dan kasih. Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya di neraka. Ketakutan seperti ini disebut "servile fear". Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang dalam pertobatan awal. Namun, bukankah Rasul Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan? (lih. 1Yoh 4:18) Takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, kalau didasarkan pada kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih (filial fear), seperti anak yang takut menyedihkan hati bapanya.

Karunia Roh Kudus ini menyadarkan bahwa satu-satunya yang memisahkan seseorang dari Tuhan adalah dosa. Oleh karena itu, manifestasi dari karunia ini adalah kesedihan karena dosa, yang diikuti dengan kebencian akan dosa. Orang yang membenci dosa tidak hanya menghindari dosa berat, namun juga ia tidak mau melakukan dosa ringan. Ia akan lari dari peluang dan kondisi yang dapat membuat dia berbuat dosa. Ia akan sadar bahwa meskipun ia sudah berusaha menghindari dosa, ia kerap tetap jatuh di dalam dosa, termasuk dosa ringan. Dengan demikian, ia menjadi sadar akan dirinya yang tidak berarti apa-apa dan pada saat yang bersamaan ia sadar bahwa Tuhan adalah segalanya. Sikap seperti inilah yang  menuntunnya kepada kerendahan hati. Jika kita belajar dari kesalahan kita bahwa yang sering memisahkan diri kita dari Tuhan adalah godaan duniawi, maka kita belajar untuk membatasi diri dari kenikmatan duniawi. Inilah yang disebut sebagai kebajikan penguasaan diri (temperance).

b. Karunia keperkasaan (fortitude)

Dalam kebajikan moral, kebajikan keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Karunia keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada kemampuan Tuhan. Inilah yang dikatakan oleh rasul Paulus, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Fil 4:13). Juga, "Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Rom 8:31) Melalui karunia ini, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk yakin dan percaya akan kekuatan Allah. Allah dapat menggunakan kita yang terbatas dalam banyak hal untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan dan agar tidak ada yang bermegah di hadapan-Nya (lih. 1Kor 1:27-29).

Orang yang dipenuhi dengan karunia keperkasaan bukannya tidak pernah merasa takut, namun mereka dapat mengatasi ketakutannya karena mereka percaya pada Allah yang dapat melakukan segalanya. Bunda Teresa yang berani melaksanakan kehendak Allah untuk melayani orang-orang yang miskin di tengah-tengah pelayanannya sebagai biarawati yang menjadi guru adalah contoh bagaimana karunia keperkasaan menjadi nyata. Dan dalam derajat yang sempurna, karunia Roh Kudus ini dinyatakan oleh para martir. Namun, apakah dalam kehidupan sehari-hari kita tidak menjalankan karunia ini?

Dalam keseharian kita, kita juga dituntut untuk mati terhadap keinginan diri sendiri, dan berjuang dalam kekudusan. Dan orang yang secara sadar berjuang dalam kekudusan akan merasakan bahwa ini adalah tantangan yang sungguh berat. Keinginan dan perjuangan untuk hidup dalam kekudusan adalah karunia Roh Kudus. Roh Kudus memberikan kekuatan sehingga dapat memberikan keberanian untuk terus melakukan karya kerasulan walaupun ada banyak kekurangan, keberanian untuk menanggung sakit penyakit dan penderitaan, keberanian untuk mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri, ataupun keberanian untuk mewartakan Kristus dan Gereja-Nya di tengah-tengah dunia yang dipenuhi dengan pandangan relativisme dan keacuhan terhadap hal- hal rohani. Karunia keperkasaan diperoleh dengan kerendahan hati, yaitu dengan bertekun dalam doa dan sakramen. Sakramen Penguatan memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi tentara Kristus; Sakramen Ekaristi memberikan makanan spiritual yang akan menguatkan kita dalam perjuangan rohani; Sakramen Tobat memberikan kekuatan pada kita untuk melawan godaan; Sakramen Perminyakan memberikan kekuatan kepada kita dalam perlawanan terakhir.

c. Karunia kesalehan (piety)

Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti anak dengan bapa; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah – yang diwujudkan dengan agama (religion) – dan keadilan kepada sesama. Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, yang dapat berseru "Abba, Bapa!" (lih. Rom 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, seseorang dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik. Dalam doa, orang ini menaruh kepercayaan yang besar kepada Allah, karena percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik, sama seperti seorang bapa akan memberikan yang terbaik bagi anak- anaknya. St. Theresa kanak-kanak Yesus mempunyai karunia ini secara nyata, karena dia menempatkan dirinya sebagai seorang anak, yang mengerjakan hal-hal kecil dengan kasih yang besar. Dia ingin naik dalam tingkat kerohaniannya seperti naik dengan lift, yaitu dengan tangan Tuhan yang menopangnya.

Mereka yang menerima karunia kesalehan akan memberikan penghormatan kepada Bunda Maria, para malaikat, para kudus, Gereja, sakramen, karena mereka semua berkaitan dengan Allah. Juga, mereka yang diberi karunia ini, juga akan membaca Kitab Suci dengan penuh hormat dan kasih, karena Kitab Suci merupakan surat cinta dari Allah kepada manusia. Dalam hubungannya dengan sesama, karunia kesalehan dapat menempatkan sesama sebagai saudara/i di dalam Kristus, karena Allah mengasihi seluruh umat manusia dan menginginkan agar mereka juga mendapatkan keselamatan. Mereka yang  saleh ini akan menjadi lebih bermurah hati kepada sesama. Dan dalam derajat yang lebih tinggi, mereka bersedia memberikan dirinya demi kebaikan bersama.

d. Karunia nasihat (Counsel)

Mazmur 32:8 menuliskan, "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu." Roh Kudus inilah yang menunjukkan jalan kepada kita melalui karunia nasihat. Karunia adi kodrati ini adalah karunia yang memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia ini menerangi kebajikan kebijaksanaan (prudence), yang dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu. Dengan demikian, karunia adi kodrati ini senantiasa menerangi jalan orang- orang yang dengan sungguh- sungguh mendengarkan Roh Kudus.

Yang terpenting sehubungan dengan karunia nasihat adalah kesediaan dan kerjasama kita dalam menjalankan dorongan Roh Kudus. Kita tidak boleh menempatkan penghalang sehingga Roh Kudus tidak dapat bekerja secara bebas. Penghalang karunia Roh Kudus ini dapat berasal dari diri kita sendiri, seperti keterikatan pada pertimbangan kita sendiri, tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, dan juga kurangnya kerendahan hati.

Dengan terus membiarkan Roh Kudus memimpin  jalan kita secara bebas, kita terus dimurnikan oleh Roh Kudus, sehingga lama kelamaan, kita mempunyai intuisi akan jalan mana yang harus diambil sesuai dengan apa yang diinginkan Allah. Karunia ini diperlukan bagi orang-orang yang memberikan bimbingan rohani, sehingga mereka dapat memberikan petunjuk sesuai dengan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.

e. Karunia pengenalan (knowledge)

Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Penciptanya. Kebijaksanaan 13:1-3 menggambarkan karunia ini dengan indahnya: "1 Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. 2 Sebaliknya, mereka mengganggap sebagai allah yang menguasai jagat raya ialah api atau angin ataupun udara kencang, lagipula lingkaran bintang-bintang atau air yang bergelora ataupun penerang-penerang yang ada di langit. 3 Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya." Dengan kata lain, karunia ini memberikan kedalaman makna dari ciptaan dan menunjuk kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan.

Dengan karunia ini, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari dan mengangkat ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan kekudusan. Ini berarti semua profesi harus dilakukan dengan jujur dapat menjadi cara untuk bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal  di dunia ini apat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai masing-masing ciptaan-Nya.

f. Karunia pengertian (understanding)

Karunia pengertian adalah adalah karunia yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteri iman. Ini adalah seumpama sinar yang menerangi akal budi kita, sehingga kita dapat mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan dia menuliskan, "Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati." (Mzm 119:34). Karunia ini memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita, yaitu Surga.

Kejelasan akan misteri iman, menguak tujuan akhir dari umat manusia, yaitu Surga. Oleh karena itu, karunia ini memberikan gambaran yang jelas akan tujuan akhir kita, sehingga apapun yang kita lakukan akan mengarah pada tujuan akhir ini.

g. Karunia kebijaksanaan (wisdom)

Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Karunia ini berhubungan erat dengan kasih. Karunia ini bukan hanya merupakan pengetahuan belaka, namun merupakan satu pengalaman ilahi yang didapat melalui kasih. Roh Kudus mengisi jiwa orang- orang yang sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Seseorang dapat menjelaskan tentang rasa buah durian dengan berbagai macam kata dan susunan kalimat. Namun, tidak ada yang dapat menjelaskan dengan baik rasa buah durian selain dengan mencobanya sendiri. Atau sama seperti seorang ibu yang mengenal anaknya bukan dari buku, namun dari kasihnya kepada anaknya. Demikian juga, karunia ini akan menjadi semakin dalam sesuai dengan besarnya kasih yang dinyatakan oleh mereka yang menerimanya, kepada Tuhan. Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa lebih baik hanya mengetahui sesuatu yang lebih rendah dari kita daripada mencintainya, tapi adalah lebih baik mencintai sesuatu yang lebih tinggi dari kita daripada hanya mengenalnya[6]. Karena Tuhan lebih tinggi secara tak terbatas dari diri kita, maka adalah lebih baik kita mendapatkan pengetahuan akan Tuhan dengan cara mengasihi-Nya secara tak terbatas. Dengan demikian, seseorang dapat mengalami kemanisan akan Tuhan[7].

Karena karunia kebijaksanaan ini memungkinkan seseorang melihat dari kacamata Tuhan, maka orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai perspektif yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupan dengan baik tanpa adanya kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam penderitaan. Semua yang terjadi dilihat secara jelas dalam kaitannya dengan Tuhan. Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terfokus kepada Tuhan. Karunia ini membuat seseorang menjadi refleksi akan Kristus, seperti yang dituliskan oleh rasul Paulus "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." (1Kor 3:8)

5. Mempersiapkan diri menjelang Pentakosta

Dari penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa ketujuh karunia Roh Kudus telah kita terima dalam baptisan, dan karunia ini begitu penting dalam kehidupan kita untuk mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, serta mengantar kita kepada keselamatan. Oleh karena itu, di hari-hari menjelang Pentakosta ini, kita pergunakan untuk semakin memberikan kesempatan kepada Roh Kudus yang telah ada di dalam hati kita untuk semakin bertumbuh dan berkarya secara bebas, sehingga karunia-Nya akan semakin nyata dalam kehidupan kita.

Semoga seluruh akal budi, keinginan dan perasaan kita dikuasai dengan karunia Roh Kudus: kebijaksanaan, pengertian, pengenalan, nasihat yang menyempurnakan akal budi; kesalehan yang menyempurnakan keinginan (will); keperkasaan dan takut akan Tuhan yang menyempurnakan indera (sense). Dengan demikian, maka kita dapat menuju kepada kesempurnaan hidup kristiani, yang dengan bebas menyediakan keseluruhan diri kita untuk mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan dalam kehidupan kita. Untuk itu, mari kita memohon kepada Tuhan agar memberikan kepada kita kerendahan hati, dan agar kita dapat terus bertumbuh dalam kasih, sehingga kita semakin dapat menanggapi inspirasi Roh Kudus yang terjadi dalam kehidupan kita. Semoga kita semua mengalami Pentakosta yang baru.

"Datanglah Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu, dan nyalakanlah di dalamnya Api cinta-Mu. Utuslah Roh-Mu, maka semua akan dijadikan baru…."

Doa Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus (Puji Syukur, no.93)

Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak, terutama agar kami dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi. Semoga kami Kau lepaskan dari belenggu dosa dunia ini.

Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini. Semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kau kuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami.

Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemulian-Mu.

Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepada-Mu. Ajarlah kami untuk menjadi orang yang tahu berterima kasih atas segala kebaikan-Mu dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.

Datanglah, ya Roh Takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut dan tunduk kepada-Mu dimana pun kami berada. Tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu. Amin.


 

CATATAN KAKI:

  1. lih. ST, I-II, q.62, a.3 []
  2. lih. ST, I-II, q.68. a.2. []
  3. ibid []
  4. lih. ST, I-II, q.68. a.1. []
  5. St. Teresa Avilla, The Way of Perfection, 40,1 []
  6. lih. ST, I, q.82, a.3 []
  7. lih. ST, I-II, q.113, a.5 []

APA YANG HARUS KUKETAHUI TENTANG LITURGI


 

Pendahuluan

Saya pernah mendengar bahwa ada orang-orang yang mengatakan liturgi di Gereja Katolik itu 'membosankan'. Katanya lagu-lagunya itu-itu saja, kurang bersemangat dan kurang berkesan. Apa iya, demikian halnya? Sebelum berkomentar, mari kita lihat dulu apa sebenarnya arti liturgi di dalam Gereja Katolik. Lalu, setelah itu baru kita tilik kembali komentar itu.

Sebab, jangan-jangan masalahnya bukan pada liturgi-nya tetapi pada diri si penerima. Ibaratnya, "kesalahan bukan pada stasiun pemancar radio, tetapi pada antena anda." Walaupun demikian, mari kita lihat juga apa yang perlu kita lakukan supaya kita dapat menghayati liturgi dan menjadikannya bagian dari diri kita, supaya kita tidak sampai bosan. Ini adalah bentuk "perbaikan antena" sehingga radio kita dapat menangkap sinyal dengan lebih baik.

Pengertian liturgi

Telah kita ketahui bahwa sakramen adalah penghadiran Misteri Kristus. Di dalam liturgi, Gereja merayakan Misteri Paskah Kristus yaitu sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga- yang membawa kita kepada Keselamatan. Dengan merayakan Misteri Kristus ini, kita memperingati dan merayakan bagaimana Allah Bapa telah memenuhi janji dan menyingkapkan rencana keselamatan-Nya dengan menyerahkan Yesus Putera-Nya oleh kuasa Roh Kudus untuk menyelamatkan dunia. Jadi sumber dan tujuan liturgi adalah Allah sendiri.

Liturgi pada awalnya berarti "karya publik". Dalam sejarah perkembangan Gereja, liturgi diartikan sebagai keikutsertaan umat dalam karya keselamatan Allah. Di dalam liturgi, Kristus melanjutkan karya Keselamatan di dalam, dengan dan melalui Gereja-Nya. Pada jaman Gereja awal seperti dijabarkan di dalam surat rasul Paulus, para pengikut Kristus beribadah bersama di dalam liturgi (dikatakan sebagai "korban dan ibadah iman" di dalam Flp 2:17). Termasuk di sini adalah pewartaan Injil "(Rom 15:16); dan pelayanan kasih (2 Kor 9:12). Maka, dalam Perjanjian Baru, kata 'liturgi' mencakup tiga hal, yaitu ibadat, pewartaan dan pelayanan kasih yang merupakan partisipasi Gereja dalam meneruskan tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja.

Secara khusus, liturgi merupakan wujud pelaksanaan tugas Kristus sebagai Imam Agung. Dalam hal ini, liturgi merupakan penyembahan Kristus kepada Allah Bapa, namun dalam melakukan penyembahan ini, Kristus melibatkan TubuhNya, yaitu Gereja; sehingga liturgi merupakan karya bersama antara Kristus (Sang Kepala) dan Gereja (Tubuh Kristus). Oleh karena itu tidak ada kegiatan Gereja yang lebih tinggi nilainya daripada liturgi karena di dalam liturgi terwujudlah persatuan yang begitu erat antara Kristus dengan Gereja sebagai 'mempelai'-Nya dan Tubuh-Nya sendiri.

Allah Bapa: Sumber dan Tujuan Liturgi

Alkitab mengatakan, "Terpujilah Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya" (Ef 1:3-6). Dari sini kita mengetahui bahwa Allah Bapalah yang memberikan rahmat sorgawi kepada kita, melalui Kristus dan di dalam Kristus. Dan karena rahmat itu diberikan di dalam sakramen melalui liturgi, maka sumber liturgi adalah Allah Bapa, dan tujuan liturgi adalah kemuliaan Allah.

Kristus Bekerja di dalam Liturgi

Karena Kristus telah bangkit mengalahkan maut, maka, Ia yang telah duduk di sisi kanan Allah Bapa, pada saat yang sama dapat terus mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada Tubuh-Nya, yaitu Gereja-Nya, melalui sakramen-sakramen. Karena Yesus sendiri yang bertindak dengan kuasa Roh Kudus-Nya, maka kita tidak perlu meragukan efeknya, karena pasti Kristus mencapai maksud-Nya.

Puncak karya Kristus adalah Misteri Paska-Nya, maka Misteri Paska inilah yang dihadirkan di dalam liturgi Gereja. Jadi Misteri Paska yang sungguh-sungguh telah terjadi di masa lampau dihadirkan kembali oleh kuasa Roh Kudus. Karena Kristus telah menang atas kuasa dosa dan maut, maka Misteri Paska-Nya tidak berlalu begitu saja ditelan waktu, namun dapat dihadirkan kembali oleh kuasa Ilahi, yang mengatasi segala tempat dan waktu. Hal ini dilakukan Allah karena besar kasih-Nya kepada kita, sehingga kita yang tidak hidup pada masa Yesus hidup di dunia dapat pula mengambil bagian di dalam kejadian Misteri Paska Kristus dan menerima buah penebusan-Nya.

Kristus selalu hadir di dalam Gereja, terutama di dalam perayaan liturgi. Pada perayaan Ekaristi/ Misa kudus, Kristus tidak hanya hadir di dalam diri imam-Nya, namun juga di dalam wujud hosti kudus. Liturgi di dunia menjadi gambaran liturgi surgawi di mana Yesus duduk di sisi kanan Allah Bapa, dan kita semua sebagai anggota Gereja memuliakan Allah bersama seluruh isi surga.

Roh Kudus dan Gereja di dalam Liturgi

Jika Roh Kudus bekerja di dalam diri seseorang, maka Ia akan menggerakkan hati orang tersebut untuk bekerjasama dengan Allah. Kita dapat melihat hal ini pada teladan Bunda Maria dan para Rasul. Demikian halnya liturgi menjadi hasil kerjasama Roh Kudus dengan kita sebagai anggota Gereja. Kerjasama Roh Kudus dan Gereja ini menghadirkan Kristus dan karya keselamatan-Nya di dalam liturgi, sehingga liturgi bukan sekedar 'kenangan' akan Misteri Kristus, melainkan adalah kehadiran Misteri Kristus yang satu-satunya itu.

Peran Roh Kudus dinyatakan pada saat pembacaan Sabda Allah, karena Roh Kudus menjadikan Sabda itu dapat diterima dan dilaksanakan di dalam hidup umat. Kemudian Roh Kudus memberikan pengertian rohani terhadap Sabda Tuhan itu, yang menghidupkan perkataan doa, tindakan dan tanda-tanda lahiriah yang dipergunakan dalam liturgi, dan dengan demikian Roh Kudus menghidupkan hubungan antara umat (beserta para imam) dengan Kristus.

Kristus mengajak kita ikut serta mengambil bagian dalam Misteri Keselamatan-Nya

Yesus mengajak kita semua ikut mengambil bagian dalam karya keselamatan-Nya, terutama dalam Misteri Paska-Nya yang dihadirkan kembali di dalam Liturgi. Karena kuasa kasih dan kebangkitan-Nya, Kristus memberikan kita kesempatan yang sama dengan orang-orang yang hidup pada zaman Ia hidup di dunia 2000 tahun yang lalu, yaitu menyaksikan dan ikut mengambil bagian dalam peristiwa yang mendatangkan keselamatan kita, yaitu wafatNya di salib, kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke surga. Secara khusus penghadiran Misteri Paska ini nyata dalam Ekaristi, yang merupakan penghadiran kurban Kristus yang sama dan satu-satunya itu oleh kuasa Roh Kudus. Kuasa Roh Kudus yang dulu menghadirkan Yesus dalam rahim Maria, kini hadir untuk menghadirkan Yesus di altar. Kuasa Roh Kudus yang dulu hadir pada hari Pentakosta kini hadir di dalam setiap perayaan Ekaristi, untuk mengubah kita menjadi seperti para rasul, dipenuhi kasih dan semangat yang berkobar untuk ikut serta melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah di dunia ini.

Jika kita menghayati kebenaran ini, kita seharusnya tidak bosan dan mengantuk dalam mengikuti misa. Sebab jika demikian, kita seumpama mereka yang hidup di jaman Yesus, hadir di bawah kaki salib Yesus, tetapi malah melamun dan tidak mempunyai perhatian akan apa yang sedang terjadi di hadapan mata mereka. Sungguh tragis, bukan? Memang Misteri Paska itu tidak hadir persis secara fisik seperti 2000 tahun lalu, namun secara rohani, Misteri Kristus yang sama dan satu-satunya itu hadir dan membawa efek yang sama seperti pada 2000 tahun yang lalu. Betapa dalamnya makna dari misteri ini, namun kita perlu menilik ke dalam hati kita yang terdalam untuk melihatnya dengan mata rohani dan menghayatinya dengan sikap tunduk dan kagum.

Bagaimana sikap kita di dalam liturgi

Bayangkan jika anda secara pribadi diundang pesta oleh Bapak Presiden. Tentu anda akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya bukan? Anda akan berpakaian yang sopan, bersikap yang pantas, mempersiapkan apa yang akan anda bicarakan, dan anda akan datang tidak terlambat, jika perlu siap sebelum waktunya. Mari kita memeriksa diri, sudahkah kita bersikap demikian di dalam 'pertemuan' kita dengan Tuhan di dalam liturgi. Karena Tuhan jauh lebih mulia dan lebih penting daripada Bapak Presiden, seharusnya persiapan kita jauh lebih baik daripada persiapan bertemu dengan Presiden.

Langkah 1: Mempersiapkan diri sebelum mengikuti liturgi dan mengarahkan hati sewaktu mengikuti liturgi

Untuk menyadari kedalaman arti misteri ini, kita harus mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh sebelum mengambil bagian di dalam liturgi. Persiapan ini dapat berbentuk: membaca dan merenungkan ayat kitab suci pada hari itu, hening di sepanjang jalan menuju ke gereja, datang di gereja lebih awal, berpuasa ( 1 jam sebelum menyambut Ekaristi dan terutama berpuasa sebelum menerima sakramen Pembaptisan dan Penguatan), memeriksa batin, mengaku dosa dalam sakramen Tobat sebelum menerima Ekaristi.

Lalu, sewaktu mengikuti liturgi, kitapun harus senantiasa mengarahkan sikap hati yang benar. Jika terjadi 'pelanturan', segeralah kita kembali mengarahkan hati kepada Tuhan. Kita harus mengarahkan akal budi kita untuk menerima dengan iman bahwa Yesus sendirilah yang bekerja melalui liturgi, dan bahwa Roh KudusNya menghidupkan kata-kata doa dan teks Sabda Tuhan yang diucapkan di dalam liturgi, sehingga menguduskan tanda-tanda lahiriah yang dipergunakan di dalam liturgi untuk mendatangkan rahmat Tuhan.

Sikap yang semestinya,…

Sikap hati ini dapat diwujudkan pula dengan berpakaian yang sopan, tidak 'ngobrol' pada saat mengikuti liturgi, dan tidak menyalakan hp/ mengangkat telpon di gereja. Sebab jika demikian dapat dipastikan bahwa hati kita tidak sepenuhnya terarah pada Tuhan.

Langkah 2: Bersikap aktif: jangan hanya menerima tetapi juga memberi kepada Tuhan

St. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa penyembahan yang sempurna itu mencakup dua hal, yaitu menerima dan memberikan berkat-berkat ilahi. Di dalam liturgi, penyembahan kita kepada Tuhan mencapai puncaknya, saat kita kita turut memberikan/ mempersembahkan diri kita kepada Tuhan dan pada saat kita menerima buah dari penebusan Kristus melalui Misteri Paska-Nya. Puncak liturgi adalah Ekaristi, di mana di dalam Misteri Paska yang dihadirkan kembali itu, Kristus menjadi Imam Agung, dan sekaligus Kurban penebus dosa.

Dalam liturgi Ekaristi, kita sebagai anggota Tubuh Kristus seharusnya tidak hanya 'menonton' atau sekedar menerima, tetapi ikut mengambil bagian dalam peran Kristus sebagai Imam Agung dan Kurban tersebut. Caranya adalah dengan turut mempersembahkan diri kita, beserta segala ucapan syukur, suka duka, pergumulan, dan pengharapan, untuk kita persatukan dengan kurban Kristus. Setiap kali menghadiri misa, kita bawa segala kurban persembahan diri kita untuk diangkat ke hadirat Tuhan, terutama pada saat konsekrasi, yaitu saat kurban roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Yesus. Dengan demikian kurban kita akan menjadi satu dengan kurban Yesus. Oleh karena itu, liturgi menjadi penyembahan yang sempurna karena Kristus yang adalah satu-satunya Imam Agung dan Kurban yang sempurna, menyempurnakan segala penyembahan kita. Bersama Yesus di dalam liturgi kita akan sungguh dapat menyembah Allah Bapa di dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24), karena di dalam liturgi kuasa Roh Kudus bekerja menghadirkan Kristus yang adalah Kebenaran itu sendiri.

Hal kehadiran Yesus tidak hanya terjadi dalam Ekaristi, tetapi juga di dalam liturgi yang lain, yaitu Pembaptisan, Penguatan, Pengakuan Dosa, Perkawinan, Tahbisan suci, dan Pengurapan orang sakit. Dalam liturgi tersebut, kita harus berusaha untuk aktif berpartisipasi agar dapat sungguh menghayati maknanya. Partisipasi aktif ini bukan saja dari segi ikut menyanyi, atau membaca segala doa yang tertulis, melainkan terutama partisipasi dari segi mengangkat hati dan jiwa untuk menyembah dan memuji Tuhan, dan meresapkan segala perkataan yang diucapkan di dalam hati.

Langkah 3: Jangan memusatkan perhatian pada diri sendiri tetapi pada Kristus

Jadi, agar dapat menghayati liturgi, kita harus memusatkan perhatian kita kepada Kristus, dan pada apa yang telah dilakukanNya bagi kita, yaitu: oleh kasihNya yang tak terbatas, Kristus tidak menyayangkan nyawa-Nya dan mau wafat bagi kita untuk menghapus dosa-dosa kita. Kita bayangkan Yesus sendiri yang hadir di dalam liturgi dan berbicara sendiri kepada kita. Dengan berfokus pada Kristus, kita akan memperoleh kekuatan baru, sebab segala pergumulan kita akan nampak tak sebanding dengan penderitaan-Nya. Kitapun akan dikuatkan di dalam pengharapan karena percaya bahwa Roh Kudus yang sama, yang telah membangkitkan Yesus dari kubur akan dapat pula membangkitkan kita dari pengaruh dosa dan segala kesulitan kita.

Jika kita memusatkan hati dan pikiran pada Kristus, maka kita tidak akan terlalu terpengaruh jika musik atau penyanyi di gereja kurang sempurna, khotbah kurang bersemangat, kurang keakraban ataupun hawa panas dan banyak nyamuk. Walaupun tentu saja, idealnya semua hal itu sedapat mungkin diperbaiki. Kita bahkan dapat mempersembahkan kesetiaan kita disamping segala ketidak sempurnaan itu- sebagai kurban yang murni bagi Tuhan. Langkah berikutnya adalah, apa yang dapat kita lakukan untuk turut membantu memperbaiki kondisi tersebut. Inilah salah satu cara menghasilkan 'buah' dari penerimaan rahmat Tuhan yang kita terima melalui liturgi.


 

Liturgi adalah sumber kehidupan

Jadi sebagai karya Kristus, liturgi menjadi kegiatan Gereja di mana Kristus hadir dan membagikan rahmat-Nya, yang menjadi sumber kehidupan rohani kita. Walaupun demikian, liturgi harus didahului oleh pewartaan Injil, iman dan pertobatan, sebab tanpa ketiga hal tersebut akan sangat sulit bagi kita untuk menghayati perayaan liturgi, apalagi menghasilkan buahnya dalam kehidupan sehari-hari. Ibaratnya tak kenal maka tak sayang, maka jika kita ingin menghayati liturgi, maka sudah selayaknya kita mengetahui makna liturgi, menerimanya dengan iman dan menanggapinya dengan pertobatan.


 

Liturgi yang bersumber pada Allah menjadi sumber dan puncak kegiatan Gereja.

Bersumber pada liturgi ini, Gereja menimba kekuatan untuk melaksanakan pembaharuan di dalam Roh, misi perutusan, dan menjaga persatuan umat. Maka jika kita mengalami 'kemacetan ataupun percekcokan' di dalam kegiatan paroki, petunjuk praktis untuk memeriksa adalah: Sudah cukupkah keterlibatan anggota dalam Ekaristi -tiap minggu atau jika mungkin setiap hari? Adakah kedisiplinan anggota untuk mengaku dosa di dalam Sakramen Tobat secara teratur, misalnya sebulan sekali? Walaupun demikian, kehidupan rohani kita tidak terbatas hanya dari keikutsertaan dalam liturgi, tetapi juga dari kehidupan doa yang benar (doa pribadi (Mat 6:6) dan doa tanpa henti (1Tes 5:17)).

Kesimpulan

Seperti telah diuraikan di atas: liturgi merupakan partisipasi kita di dalam doa Kristus kepada Allah Bapa oleh kuasa Roh Kudus. Liturgi terutama Ekaristi yang menghadirkan Misteri Paska Kristus merupakan peringatan akan karya Allah Tritunggal untuk mendatangkan keselamatan bagi dunia. Maka liturgi merupakan puncak kegiatan Gereja, dan sumber di mana kuasa Gereja dicurahkan, yaitu kehidupan baru di dalam Roh, keikutsertaan di dalam misi perutusan Gereja dan pelayanan terhadap kesatuan Gereja. Jadi bagi kita umat beriman, terutama yang ikut ambil bagian di dalam karya kerasulan awam, keikutsertaan di dalam liturgi merupakan sesuatu yang utama. Tidak bisa kita melayani umat, jika kita sendiri tidak diisi dan diperbaharui oleh rahmat Tuhan sendiri. Prinsipnya, "kita tidak bisa memberi, jika kita tidak terlebih dahulu menerima" rahmat yang dari Allah.

Rahmat Allah ini secara nyata kita terima melalui liturgi. Dalam hal ini, Ekaristi memegang peranan penting karena di dalamnya rahmat yang diberikan adalah Kristus sendiri. Kini tinggal giliran kita untuk memeriksa diri dan mempersiapkan hati untuk menerima berkat rahmat itu. Jika kita mempunyai sikap hati yang benar dan berpartisipasi aktif di dalam liturgi, maka Tuhan sendiri akan memberkati dan menjadikan kita anggota TubuhNya yang menghasilkan buah bagi kemuliaan nama-Nya. Menimba bekal rohani melalui liturgi merupakan salah satu cara yang paling nyata untuk menjawab undangan Tuhan Yesus, "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu…. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh 15:4-5).

Semoga Membantu penghayatan kita kepada Liturgi..!!!

Bagaimana Memilih Lagu Liturgi




PENDAHULUAN


 

Dalam melaksanakan Liturgi, yaitu upacara dimana umat beriman berhimpun bersama untuk melaksanakan ibadat, kita membutuhkan dukungan nyanyian. Dengan nyanyian kita dapat lebih mengungkapkan iman dan penghayatan. Kita membutuhkan nyanyian yang membangkitan gairah dan memperdalam sikap.


 

Dengan nyanyian kita dapat  mendobrak pada saat-saat membosankan dan kita dapat bertepuk tangan pada sat-saat gembira. Semua itu menuntut suara berlagu yang dapat lebih keras atau lebih lembut: lebih tinggi atau lebih rendah, lebih cepat atau lebih lambat dari pada bicara sehari-hari.


 

Kebutuhan akan adanya nyanyian itulah yang akan kita ungkapkan dalam musik liturgi. Kita bernyanyi karena kita mau mengungkapkan iman dan kehidupan. Dalam bernyanyi kita dapat bersuka-cita, dapat bersedih, dapat merenung dan dapat berharap. Maka nyanyian yang harus kita ciptakan dalam musik liturgi adalah nyanyian yang mengungkapkan doa dan harapan kita.


 

Berdasarkan pengalaman kita semua tahu bahwa musik mempunyai jiwa dan kekuatan. Kalau kita sedang lesu dapat bangkit karena mendengar suara musik atau sebaliknya, kita malah menangis. Kita bisa meneteskan air mata karena mendengar suara musik yang begitu menyentuh dlsb. Seorang penari bergerak cepat dan lincah kalau musiknya cepat, sebaliknya penari tadi bergerak lambat dan pelan jika musiknya lambat dan tenang, dan masih ada banyak contoh yang lain.


 

Demikianlah musik mempunyai kekuatan yang luar biasa bahkan kita dapat menyimpulkan bahwa musik merupakan  bagian hidup manusia pada umumnya. Maka sejak semula Gereja tidak pernah melepaskan diri dari musik.


 

Akhirnya, untuk berbicara tentang "Bagaimana memilih lagu", marilah kita terlebih dulu bicara tentang MUSIK LITURGI


 

I.  APAKAH MUSIK LITURGI ITU?


 

1. Musik yang digubah untuk perayaan liturgi suci

2. Dari segi bentuknya memiliki suatu bobot kudus tertentu

3. Katagori: Gregorian, polifoni suci, musik liturgi untuk organ atau alat musik lain yang sah.


 

II.  CIRI-CIRI KHAS MUSIK LITURGI SEJATI


 

1. Syair diambil dari Kitab Suci dan selaras dengan ajaran ajaran Katolik

2. Ada peluang untuk partisipasi aktif bagi  jemaat

3. Bisa untuk Paduan Suara besar atau kelompok koor kecil


 

III.  TUJUAN DAN FUNGSI MUSIK LITURGI


 

Tujuan Musik Liturgi yakni untuk memuliakan Allah dan menguduskan kaum beriman. Musik Liturgi menjadi semakin suci jika semakin erat hubungannya dengan upacara ibadat a.l :


 

1. Mengungkapkan doa-doa secara lebih menarik (decoratif)

2. Kesatuan umat beriman dapat dicapai secara lebih mendalam berkat perpaduan suara (unitatif)

3. Seluruh perayaan  mempralambangkan secara lebih jelas liturgi surgawi yang dilaksanakan di kota suci Yerusalem baru (eskatologis)


 

IV.  MUTU MUSIK LITURGI


 

1. Memperhitungkan kemampuan mereka yang akan menyanyikan lagu-lagu tersebut

2. Sesuai dengan  fungsi dan jiwa perayaan liturgi itu sendiri

3. Selaras dengan hakekat masing-masing bagian dan tidak menghalangi partisipasi aktif dari umat.


 

V.  PERAN MUSIK DAN NYANYIAN DALAM LITURGI


 

Peran musik dalam liturgi sangat luas, maka kita mengambil Perayaan Ekaristi yang merupakan sumber dan puncak seluruh hidup kristiani. Sementara itu  Perayaan Ekaristi juga merupakan tingkatan tetinggi dan puncak dari seluruh perayaan liturgi gereja.


 

VI.  UNSUR-UNSUR DALAM PERAYAAN EKARISTI


 

1

Perarakan masuk

11

Doa persiapan Persembahan

2

Pernyataan tobat

12

Prefasi - Sanctus

3

Gloria/Kemuliaan

13

Doa Syukur  Agung

4

Doa pembuka

14

Bapa Kami

5

Bacaan-bacaan dari Alkitab

15

Ritus Damai

6

Mazmur Tanggapan

16

Pemecahan Roti - Agnus Dei

7

Bait Pengantar Injil

17

Pembagian Komuni

8

Perayaan Iman

18

Doa sesudah Komuni

9

Doa Umat

19

Berkat - Pengutusan

10

Persiapan Persembahan

20

Perarakan keluar



 

VII.  JENIS-JENIS NYANYIAN DALAM PERAYAAN EKARISTI


 

1.  Aklamasi

seruan atau pekik sukacita seluruh jemaat sebagai tanggapan atas sabda dan karya Allah:

a. Bait Pengantar Injil

b. Sanctus (Kudus) + Prefasi oleh Imam

c. Aklamasi Anamnese (+ seruan /ajakan Imam)

d. Amin Meriah (+ doksologi DSA oleh Imam )

e. Doksologi "Bapa Kami" ( Doa Tuhan)


 

2. Nyanyian Perarakan

Berkaitan dengan "menyambut"simbol kehadiran Kristus, meningkatkan kesadaran akan persekutuan, ada antiphon khusus dalam Misale Romawi.

a. Perarakan masuk

b. Perarakan Komuni


 

3. Mazmur Tanggapan

Menanggapi sabda Allah selaras dengan thema bacaan Misa.


 

4. Nyanyian "Ordinarium"

Pilihan bebas, kadang boleh diucapkan saja.

a. Kyrie (Tuhan Kasihanilah Kami)

b. Gloria (Kemuliaan)

c. Doa Tuhan "Bapa Kami" (+ ajakan dan embolisme Imam serta doksologi Jemaat atau + tanpa embolisme)

d. Agnus Dei (Anak Domba Allah): Pemecahan Roti

e. Credo (Aku Percaya)


 

5 . Nyanyian Tambahan

Tanpa tuntutan teks / ritus khusus (boleh koor saja)

a. Persiapan Persembahan

b. Madah / Doa Syukur sesudah komuni

c. Penutup / Perarakan keluar

d. Litani


 

VIII. PERAN MUSIK DAN NYANYIAN DALAM PERAYAAN EKARISTI


 

Peran  Lagu Pembukaan

1. Menghantar umat masuk ke dalam suasana misteri iman yang dirayakan pada liturgi tersebut

2. Membina kesatuan umat

3. Membuka Perayaan Ekaristi

4. Mengiringi berjalannya imam beserta pembantu-pembantunya


 

Peran Lagu Persembahan

1. Mengiringi perarakan bahan persembahan roti dan anggur

2. Membina kesatuan umat dan menghantar umat masuk ke dalam misteri Ekaristi Suci yang sedang disiapkan

Pada persiapan persembahan, pengiring dapat memainkan instrumen secara lembut, untuk menciptakan suasana hening. Keterangan: nyanyian persembahan hendaknya berlangsung sekurang-kurangnya sampai bahan persembahan diletakkan di atas altar.


 

Peran Lagu Komuni

1. Berfungsi meneguhkan persaudaraan, mempersatukan umat lahir dan batin sebagai tubuh Kristus

2. Membina suasana doa bagi umat yang baru berjumpa dengan Tuhan secara sakramental dalam komuni

3. Sederhana dan tidak menuntut banyak energi

4. Menjadi ungkapan kegembiraan dalam persatuan dengan Kristus dan pemenuhan misteri yang baru dirayakan

5. Pilihan lagu-lagu itu disesuaikan dengan masa liturgi

Lagu-lagu tersebut dapat dinyanyikan untuk mengiringi prosesi komuni


 

IX. BAPA KAMI


 

Kalau doa ini dinyanyikan dalam bahasa Latin, hendaknya dipakai lagu yang sudah disahkan; tetapi kalau dinyanyikan dalam bahasa pribumi, gubahan  tersebut haruslah disahkan oleh pimpinan gereja setempat yang berwewenang. Prinsipnya, lagu doa Bapa Kami yang boleh digunakan dalam liturgi ialah:

1. Isi syair sesuai dengan teks resmi doa Bapa Kami

2. Melodi sesuai dengan jiwa liturgi Gereja

Kalau ada lagu doa Bapa Kami ciptaan sendiri, dengan lagu populer dan kurang religius dan menghilangkan beberapa pernyataan dari teks Injil kita, lagu tersebut jangan digunakan untuk liturgi.


 

X. SALAM DAMAI


 

Bagian ini bukan keharusan, tetapi jika lagu salam damai antar umat akan dinyanyikan, koor dapat mengajak umat untuk menyanyikan salam damai. Hendaknya salam damai dinyanyikan dalam suasana gembira, spontan ramah dan hormat. Situasi akan dirasa aneh, jika kita saling menyampaikan salam damai dalam suasana tegang, atau sedih atau cemberut. Maka Dirigen hendaknya mengajak umat dengan semangat dan dengan wajah gembira.


 

Peran Lagu  Penutup

Lagu penutup ini tidak memiliki peran resmi untuk perayaan Ekaristi, meskipun demikian para petugas musik bebas merencanakan lagu penutup yang meriah. Maka peran nyanyian penutup adalah:

1. Menutup Perayaan Ekaristi

2. Memberi gairah dan semangat kepada umat agar mereka pergi menjalankan perutusan untuk mewartakan damai dan kebaikan Tuhan dengan gembira.

3. Mengiringi perarakan imam dan para petugas liturgi memasuki  sakristi.


 

KESIMPULAN


 

BAGAIMANA CARA MEMILIH NYANYIAN LITURGI

Beberapa prinsip dalam memilih nyanyian liturgi


 

1. Nyanyian  yang dipilih hendaknya sesuai dengan peran nyanyian itu. Apakah untuk pembukaan, untuk persembahan ataukah untuk lagu komuni. Masing-masing mempunyai karakternya sendiri.


 

2. Nyanyian hendaknya sesuai dengan masa dan tema liturgi (Adven, Natal, Paskah, Prapaskah, Pantekosta atau tema Pertobatan, Panggilan dlsb).


 

3. Nyanyian hendaknya mengungkapkan iman akan misteri Kristus. Apakah lagu itu membawa umat pada pengalaman iman akan Kristus dan kepada perjumpaan dengan Kristus. Bahwa Kristus hadir dalam liturgi harus terungkap dalam nyanyian liturgi itu. Itulah sebabnya isi syair dan melodi nyanyian liturgi harus benar-benar sesuai dengan citarasa umat dan dapat diterima oleh umat sebagai nyanyian liturgi.


 

4. Nyanyian liturgi melayani seluruh umat beriman Nyanyian liturgi merupakan bagian penting dari liturgi. Berhubung liturgi sendiri merupakan perayaan bersama, maka nyanyian itu harus melayani kebutuhan semua umat beriman yang sedang berliturgi. Yang harus dihindari adalah memilih lagu yang hanya berdasarkan selera pribadi atau kelompok. Kriteria lagu terletak pada apa yang dapat menjawab harapan dan kebutuhan umat agar perayaan liturgi sungguh menjadi perayaan bersama.


 

5. Pilihan nyanyian liturgi perlu memperhatikan pertimbangan pastoral dan praktis. Setiap nyanyian mempunyai peranan masing-masing, namun tidak berarti bahwa semuanya harus dinyanyikan, meskipun itu Perayaan Ekaristi meriah. Apabila semua lagu dinyanyikan, Perayaan Ekaristi menjadi terlalu lama. Ini disebut pertimbangan praktis.


 

Bibliography:

1. Liturgi yang anggun dan menawan karangan Gabe Huck

2. Nyanyian Liturgi karangan E Martasudjita Pr

3. Music in Catholic Worship

4. Musik Liturgi karangan CM Suryanugroho OSC


 

Sasana Widya Musik Gereja "MAGNIFICAT", Jl Pakis Tirtosari XIII / 45 Surabaya, Phone / Fax: (031) 5621023; e-mail: sasanawidya@yahoo.com