Sabtu, 08 Oktober 2011

TATA PERAYAAN PEMBERKATAN PERKAWINAN DALAM PERAYAAN SABDA (Untuk Pasangan Beda Agama)





RITUS PEMBUKA


PENYAMBUTAN CALON MEMPELAI

Calon mempelai berserta rombongan berhimpun di depan pintu gereja atau tempat perayaan. Imam menyambut kedua calon mempelai di pintu itu dengan mengenakan busana liturgi berwarna putih atau warna pesta, dan didampingi putra-putri altar[1]. Imam dapat memercikkan air suci kepada mereka dan kerabatnya. Namun, bila ritus Percikan tidak dilakukan di sini, dapat dilakukan setelah Kata Pembuka untuk mengganti Ritus Tobat. Ketika memerciki mereka Imam dapat mengucapkan kata-kata berikut ini:

I:    Semoga Allah memberi rahmat dan berkat,
      Agar Saudara-saudari menghadap kepada-Nya dengan hati yang suci.
U:  Amin

Kemudian Imam menyampaikan salam dengan ramah, dan menyatakan bahwa Gereja ikut berbahagia bersama mereka[2].

I:          Selamat datang, Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Kita berhimpun di sini untuk mengawali perayaan perkawinan N…..dan N…….Gereja menyambut Saudara-saudari dan ikut bergembira dalam perayaan kasih ini.

Wakil Keluarga menyampaikan permohonan:

WK:     Rama/Pastor N….yang terhormat, seluruh keluarga N….dan N….hendak mengantar N….dan N…. Memasuki hidup perkawinan. Kami nohon agar perkawinan mereka diteguhkan dan diberkati sesuai dengan ajaran dan tata perayaan Gereja Katolik.

Tanggapan dan ajakan Imam:

I:          Sekarang, marilah kita masuk ke rumah Tuhan dan menyerahkan seluruh harapan serta doa-doa kita kepada-Nya. Semoga kita boleh mengalami kasih setia Tuhan yang menghidupkan dan menguduskan kita, umat-Nya.

PERARAKAN (umat berdiri)

Secara berurutan putra-putri altar, Imam, kedua calon mempelai, orangtua, saksi, dan kerabat berarak menuju depan altar dan kemudian menuju tempat masing-masing yang telah disediakan. Jika memungkinkan tempat kedua calon mempelai dan para saksi sebaiknya di bagian panti imam. Perarakan ini diiringi nyanyian [3]atau salah satu Antifon Pembuka.[4]

Nyanyian /Antifon Pembuka (mengiringi perarakan)
           
Di depan altar mereka memberi penghormatan dengan membungkuk khidmat. Lalu Imam menuju altar dan menciumnya, kemudian menuju tempat yang tersedia (di depan kursi imam).[5]

TANDA SALIB DAN SALAM ( umat berdiri )

I:          Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:        Amin
I:          Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus bersamamu.
U:        Dan bersama rohmu

KATA PEMBUKA

Kemudian Imam menyampaikan Kata Pembuka yang ditujukan kepada kedua calon mempelai dan Umat yang hadir, supaya mengarahkan perhatian untuk perayaan perkawinan.

I:      Saudara-saudari terkasih,
         Khususnya keluarga dan sahabat kedua calon mempelai, dengan penuh suka cita kita berkumpul di rumah Tuhan bersama N….dan N….yang pada hari ini bermaksud meneguhkan ikatan kasih mereka dalam perkawinan suci. Bagi mereka hari ini sangatlah istimewa. Kita akan mendengarkan sabda Tuhan, yang ditujukan kepada mereka, namun juga kepada kita semua. Marilah menopang keinginan mereka dengan doa-doa yang tulus. Semoga Allah memberkati keluarga yang akan mereka bangun mulai hari ini.

         Imam menambahkan sapaan  kepada para hadirin yang bukan Katolik

         Saudara saudara yang tidak beragama Katolik, kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Anda dalam perayaan ini. Perkawinan ini akan dilaksanakan menurut tata cara gereja Katolik. Kami juga memohon dukungan doa Anda selama perayaan suci ini

DOA PEMBUKA (umat berdiri)

I:          Marilah kita berdoa (hening sejenak)
                        Ya Tuhan, dengarkanlah doa-doa kami dan curahkanlah rahmat-Mu atas hamba-hambaMu ini, N........dan N........
            Semoga mereka yang dipersatukan di depan altar-Mu diteguhkan untuk tetap saling mengasihi.
            Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
.
U:        Amin.
LITURGI SABDA

Liturgi Sabda dilaksanakan seperti biasanya. Dapat diadakan dua atau tiga bacaan. Bacaan Pertama harus diambil dari Kitab Suci Perjanjian Lama, namun dalam masa Paskah dari Kisah Para Rasul atau Kitab Wahyu. Setidaknya salah satu dari dua atau tiga bacaan itu secara khusus berbicara tentang perkawinan[6]. Hendaknya calon mempelai tidak diberi tugas sebagai lector, sebab teristimewa bagi mereka berdualah Sabda Tuhan diarahkan. Jika tidak dirayakan Misa bagi Calon mempelai, salah satu bacaan dapat diambil dari Buku Bacaan Misa (Lectionarium) khusus untuk perkawinan, kecuali dalam Misa Natal, Epifani, Paskah, Kenaikan Tuhan, Pentakosta, Tubuh dan Darah Kristus, atau Misa dengan tingkat Hari Raya lainnya. Hendaknya dipilih bacaan yang menyatakan pentingnya nilai dan martabat perkawinan dalam misteri keselamatan.[7]

LITURGI SABDA

Bacaan I  (umat duduk)
                                                                                                            Ef 5:2ª.25-32
L    :  Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus.
         Rahasia yang diwahyukan ini agung, yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan Gereja.

         Saudara-saudari, - hiduplah di dalam cinta kasih, - sebagaimana Kristus telah mengasihi kita, - dan mengurbankan diri-Nya untuk kita.
         Suami hendaklah menaruh cinta kasih kepada isterinya – sebagaimana Kristus menaruh cinta kasih kepada Gereja. – Ia menyerahkan diri bagi Gereja – untuk menguduskannya dengan pembasuhan air dan sabda kehidupan. – Dengan demikian – Kristus memperlihatkan Gereja-Nya – mulia, tak bercela, tanpa kerut dan cacat lain, - tetapi kudus dan murni.
         Begitu pula – suami harus mencintai isterinya – seperti dirinya sendiri. – Tak seorang pun pernah membenci tubuhnya. – Sebaliknya – ia memelihara dan menjaganya – seperti Kristus – terhadap Gereja. – Kita adalah anggota tubuh Kristus. – Karena itu – pria harus meninggalkan ibu-bapa, - dan mengikatkan diri pada isterinya. – Dan keduanya akan bersatu jiwa raganya.
         Rahasia yang diwahyukan ini – sungguh agung, - yang kumaksudkan ialah – hubungan Kristus dengan Gereja.Demikianlah sabda Tuhan.

U   :  Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan                     

Nyanyian-nyanyian hendaknya sesuai dengan liturgi Perkawinan dan mengungkapkan iman Gereja. Secara khusus hendaknya diperhatikan nyanyian Mazmur Tanggapan dalam Liturgi Sabda jangan diganti dengan nyanyian antar bacaan.

Bait Pengantar Injil                                   
Alleluia.
         Bila kita saling menaruh cinta kasih, Tuhan beserta kita, dan cinta kasih-Nya pada kita jadilah sempurna.
Alleluia.

Bacaan Injil                                                 
 I    : Tuhan bersamamu.
U   : Dan bersama rohmu
I     :  Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes.
U   : Dimuliakanlah Tuhan
Yoh 2:1-11
         Yesus mulai mengajarkan tanda-tanda-Nya di kota Kana di Galilea.

         Pada suatu hari – diadakan perkawinan di kana  di Galilea – Ibunda Yesus hadir di situ. – Yesus dan para murid-Nya di undang juga ke pesta perkawinan itu. – Ketika mereka kekurangan anggur, - Ibunda Yesus berkata, - Mereka kekurangan anggur.
         Jawab Yesus, - “Itu kan bukan urusan-Ku, Ibu. – Saat-Ku belum tiba.” – Tetapi Ibunda Yesus berkata kepada para pelayan, - “Lakukanlah – apa saja yang dikatakan-Nya kepadamu.”
         Di situ tersedia enam tempayan – untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, - masing-masing isinya sekitar seratus liter. – Yesus berkata kepada para pelayan, - isilah tempayan-tempayan ini dengan air.” – Mereka pun mengisinya sampai penuh. – Lalu Yesus berkata kepada mereka, - “Nah, cedoklah, - dan bawalah kepada pemimpin pesta.” – Mereka membawanya.
         Setelah pemimpin pesta – mengecap air yang telah menjadi anggur, - ia memanggil pengantin pria. – Ia tidak tahu – dari mana datangnya anggur itu; - yang tahu hanya para pelayan. – Maka pemimpin pesta berkata kepada pengantin pria. – Biasanya anggur yang baik dihidangkan lebih dahulu. – Sesudah orang puas minum, - barulah yang kurang baik. – Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang!” Demikianlah Yesus mengerjakan tanda-tanda-Nya – di kota Kana di Galilea.
I     :  Demikianlah Injil Tuhan.
U   :  Terpujilah Kristus.


HOMILI (umat duduk)
Imam menyampaikan Homili yang bersumber dari bacaan Kitab Suci atau teks liturgis yang digunakan dalam Misa ini. Ia hendaknya menjelaskan misteri perkawinan kristiani, martabat cinta pasangan suami-istri, rahmat Pemberkatan ini, dan kewajiban mereka, serta perlu mengaitkannya dengan situasi nyata dari calon mempelai dan keadaan zaman.[8]

PERAYAAN – LITURGI  PERKAWINAN

Kalau dalam perayaan ini ada dua pasang calon mempelai atau lebih, Pernyataan Mempelai, Kesepakatan Perkawinan, dan Penerimaan Kesepakatan Perkawinan dilaksanakan oleh/untuk masing-masing pasangan, yang satu sesudah yang lain. Bagian-bagian lain, termasuk Berkat untuk Mempelai, dilaksanakan satu kali untuk semua pasangan sekaligus.[9]

MOHON RESTU[10]

Sebelum melangsungkan Perayaan Perkawinan, kedua calon mempelai mohon restu para orangtua dengan cara yang sesuai dengan adat setempat. Acara ini dapat juga dilaksanakan sesudah Penerimaan Kesepakatan Perkawinan, yakni pada bagian Ritus Pelengkap. Kedua calon mempelai menghadap orangtua mereka. Sementara itu dapat diiringi nyanyian yang sesuai dengan maksud ritus ini. Bagi wilayah adat yang biasa mengisi ungkapan restu orangtua dengan kata-kata dan nasihat, nyanyian dapat ditiadakan.

I:          N….dan N…., sebelum perayaan perkawinan Gereja kita laksanakan, kami persilahkan kalian berdua terlebih dahulu menghadap kedua orangtua kalian untuk mohon restu bagi perjalanan hidup yang hendak kalian awali ini.

Sementara itu dapat diiringi nyanyian yang sesuai dengan maksud ritus ini.

PENGANTAR           (umat berdiri)

Para Saksi Perkawinan berdiri mendampingi calon mempelai[11]. Di hadapan calon mempelai berdiri Imam menyampaikan pengantar:


I     :  Mempelai yang berbahagia, Kalian datang di tempat ini untuk menerima berkat Tuhan, karena kalian berniat untuk saling mengikat diri dalam hidup perkawinan. Para pelayan Gereja dan saudara-saudaramu seiman hadir juga di sini untuk menyaksikan peristiwa penuh rahmat ini. Kristus memberikan berkat melimpah bagi cinta kalian sebagai suami-istri. Ia telah menguduskan kalian dalam pembaptisan dan kini Ia memperkaya serta memperkuat kalian dengan Pemberkatan Perkawinan ini. Semoga kalian saling mempercayai dan melaksanakan kewajiban-kewajiban hidup perkawinan. Kini saya minta kalian menyatakan niat itu di hadapan Gereja.

PERNYATAAN MEMPELAI

Kemudian Imam menanyai Mempelai (M) tentang kehendak bebas, kesetiaan, kesediaan menerima dan mendidik anak mereka. Masing-masing mengungkapkan jawaban pribadi namun diucapkan bersama[12].      

I:          N….dan N…..sungguhkan kalian dengan hati bebas dan tulus ikhlas hendak meresmikan perkawinan ini?
M:        Ya, sungguh.

I:          Selama menjalani perkawinan nanti, bersediakah kalian untuk saling mengasihi dan saling menghormati sepanjang hidup?
M:        Ya, saya bersedia.

            Pertanyaan berikut dapat dihilangkan jika dianggap tidak cokok dengan keadaan mempelai.

I:          Bersediakah kalian dengan penuh kasih sayang menerima anak-anak yang dianugerahkan Allah kepada kalian, dan mendidik mereka sesuai dengan hukum Kristus dan Gereja-Nya?
M:        Ya, saya bersedia.

KESEPAKATAN PERKAWINAN / JANJI PERKAWINAN
Pada saat ini fotografer dan EO tidak boleh naik ke panti iman atau berjalan-jalan /wira-wiri dan menghalangi pandangan ada untuk mengikuti upacara ini.

Janji dengan berjabat tangan[13]. Imam mengajak Calon mempelai Laki-laki (ML) dan Calon mempelai Perempuan (MP) untuk mengungkapkan Kesepakatan Perkawinan.

I:          Untuk mengikrarkan perkawinan kudus ini, silahkan kalian saling berjabatan tangan kanan dan menyatakan kesepakatan kalian di hadapan Allah dan Gereja-Nya.
            Kedua calon mempelai saling berhadapan, berjabat tangan kanan, dan sambil bergantian mengucapkan janji masing-masing.

Mempelai Laki-laki:
Saya
N........... (mempelai laki-laki)
         memilih engkau,
N….. (mempelai perempuan)
menjadi istri saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya.


Mempelai Perempuan:

Saya
N... (mempelai perempuan)
            memilih engkau,
N….. (mempelai laki-laki )
menjadi suami saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya.


PENERIMAAN KESEPAKATAN PERKAWINAN
Imam menerima Kesepakatan Perkawinan dan berkata kepada mempelai, misalnya dengan salah satu rumus berikut:

I:          Semoga Tuhan memperteguh janji yang kalian nyatakan di hadapan Gereja dan berkenan melimpahkan berkatNya kepada kalian berdua.
            Yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.
U:        Amin

I:          Marilah memuji Tuhan.
U:        Syukur kepada Allah.        

Atau :

I:          Semoga Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, yang telah mempersatukan manusia pertama di Taman Eden, mengukuhkan dan memberkati perkawinan yang kalian laksanakan di hadapan Gereja dalam Kristus.
            Yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.
U:        Amin

I:          Marilah memuji Tuhan.
U:        Syukur kepada Allah

RITUS PELENGKAP

Bagian berikut ini dapat disesuaikan dengan perlambangan lain dalam adat istiadat setempat. Ritus ini tidak perlu diiringi nyanyian.

PEMBERKATAN DAN PENGENAAN CINCIN
Imam memberkati cincin kedua mempelai, setelah itu memerciki cincin-cincin tersebut dengan air suci.

I:          Ya Tuhan, berkatilahkedua cincin ini. Semoga kedua mempelai yang mengenakannya tetap bersatu dalam kesetiaan; tinggal dalam damai menurut kehendak-Mu; saling mengasihi dan menghormati. Semoga mereka selalu hidup dalam cinta kasih satu sama lain. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Lalu Imam menyerahkan cincin mempelai  perempuan kepada mempelai laki-laki sambil berkata:[14]

I:          N….(nama mempelai laki-laki), kenakanlah cincin ini pada jari istrimu sebagai lambang cinta dan kesetiaan.

            Mempelai laki-laki mengenakan cincin pada jari manis tangan kanan mempelai perempuan.

MP:     N…..(nama mempelai perempuan), terimalah cincin ini sebagai lambang cinta dan kesetiaanku kepadamu.

Lalu Imam menyerahkan cincin mempelai  laki-laki kepada mempelai perempuan sambil berkata:

I:          N….(nama mempelai perempuan), kenakanlah cincin ini pada jari suamimu sebagai lambang cinta dan kesetiaan.

            Mempelai perempuan mengenakan cincin pada jari manis tangan kanan mempelai laki-laki.

ML:      N…..(nama mempelai laki-laki), terimalah cincin ini sebagai lambang cinta dan kesetiaanku kepadamu.

Jika dikehendaki dan sesuai dengan adat istiadat, maka mempelai dapat bertukar tempat.

Bagian-bagian di bawah ini (bagian dalam kurung) dapat ditiadakan jika dianggap tidak perlu.

(Pembukaan Kerudung, jika mempelai wanita memakai  kerudung)[15]
Pada waktu mempelai laki-laki membuka kerudung mempelai perempuan, Imam dapat berkata:

I:          Semoga kalian berdua selalu saling memandang dengan wajah penuh cinta. Semoga ikatan cinta kasih kalian berdua yang diresmikan dalam perayaan ini menjadi sumber kebahagiaan sejati.

(Penyerahan Kitab Suci, Salib, dan Rosario)[16]

 Imam memberkati Kitab Suci, Salib, dan Rosario.
I:       Ya Tuhan, berkatilah Kitab Suci, Salib dan Rosario ini agar menjadi tanda kehadiranMu serta Bunda Maria di tengah keluarga ini dan memberikan dorongan untuk saling berkorban demi kebahagiaan pasangannya.† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
kemudian Orangtua (OT) menyerahkannya kepada kedua mempelai.
OT:      Anak-anak yang terkasih, terimalah Kitab Suci, Salib, dan Rosario ini sebagai bekal perjalanan hidup Perkawinan. Baik dalam suka maupun duka, pergunakanlah semua ini dengan semestinya. Tuhan akan selalu mendampingi langkah kalian. Doa kami pun selalu menyertai kalian.
M:        Terima kasih.

DOA UMAT  (umat berdiri)

Imam mengajak dan memimpin Umat untuk menyampaikan doa-doa mereka. Kedua mempelai tidak diberi tugas untuk membawakan Doa Umat.

I:          Saudara-saudari terkasih, marilah kita menyertai keluarga baru ini dengan doa-doa kita, agar cinta mereka satu sala lain dapat tumbuh sepanjang hidup mereka. Semoga Allah berkenan mendampingi semua keluarga di dunia.

L:         Bagi pengantin baru yang ada di depan kami ini, dan bagi masa depan keluarga mereka nanti.  Marilah kita mohon.
U:        Tuhan, dengarkanlah umat-MU.
L:         Bagi keluarga dan kawan-kawan mereka dan bagi semua yang membantu mereka hingga terwujudnya peristiwa indah ini Marilah kita mohon.
U:        Tuhan, dengarkanlah umat-MU
L:         Bagi orang-orang muda yang sedang menyiapkan diri untuk perkawinan mereka dan bagi semua yang telah dipanggil Allah untuk cara hidup yang berbeda.  Marilah kita mohon.
U:        Tuhan, dengarkanlah umat-MU.
L:         Bagi keluarga-keluarga di seluruh dunia dan bagi perdamaian diantara semua orang. Marilah kita mohon.
U:        Tuhan, dengarkanlah umat-MU.
L:         Bagi sanak saudara dan kawan-kawan kita yang telah meninggalkan dunia fana ini dan bagi semua orang yang telah meninggal. Marilah kita mohon.
U:        Tuhan, dengarkanlah umat-MU.
L:         Bagi Gereja, umat Allah yang kudus, dan bagi kesatuan semua orang yang memakai nama Kristiani. Marilah kita mohon.
U:        Tuhan, dengarkanlah umat-MU.

I:          Tuhan Yesus, Engkau hadir di tengah kami pada saat N............ dan N..............saling berjanji setia. Sudilah menerima doa=doa kami dan penuhilah kami dengan kedariran Roh Kudus-Mu, sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa sepanjang masa.
U:        Amin.

Dilanjutkan Doa Tuhan ------------    Bapa Kami

BERKAT UNTUK MEMPELAI    umat berdiri,  mempelai berlutut

Sambil mengatupkan tangan Imam memberi pengantar dan mengajak semua untuk hening sejenak.

I:          Saudara-saudari terkasih, marilah kita berdoa dengan rendah hati agar Tuhan berkenan melimpahkan anugerah berkat-Nya atas hamba-hamba-Nya ini yang sudah menikah dalam Kristus; dan yang sudah diikat-Nya dengan janji suci serta dibuat-Nya sehati sejiwa dalam satu kasih.[17]

            Hening

Imam mengulurkan kedua tangannya di atas mempelai dan mengucapkan atau menyanyikan doa berikut. Kalimat dalam tanda kurung dapat dilewati jika memang tidak sesuai dengan keadaan mempelai.

I:          Bapa yang kudus, Pencipta alam semesta, Engkau menciptakan laki-laki dan perempuan menurut citra-Mu dan engkau berkenan melimpahi mereka dengan berkat-Mu
            Dengan rendah hati kami berdoa kepada-Mu bagi hamba-hamba-Mu ini yang hari ini dipersatukan oleh sakramen Perkawinan.
            Ya Tuhan, semoga berkatmu yang melimpah turun atas N....................., mempelai perempuan ini, serata atas teman hidupnya, N...............................
            Semoga kekuatan Roh Kudus_Mu turun dan mengobarkan hati mereka, agar mereka mengambil manfaat dari anugerah perkawinan untuk diri mereka dan memperkaya GerejaMu [serta menyemarakkan keluarga mereka dengan anak-anak]
            Ya Tuhan, semoga dalam suka mereka memuji Dikau, dalam duka mereka mencari Engkau. Semoga dalam jerih payah mereka merasakan sukacita karena Engkau berkenan menyertai mereka.
            Semoga dalam kesukaran hidup, mereka merasakan kehadiran-Mu yang menentramkan. Semoga di tengah umat mereka berdoa memuji Dikau dan menjadi saksi-Mu di dunia. Semoga mereka mencapai usia lanjut yang sejahtera dalam lingkaran sahabat dan kenalan dan akhirnya bersama-sama masuk kedalam kerajaan surgawi. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami
U:        Amin.


RITUS PENUTUP


BERKAT MERIAH (umat berlutut)

I:          Saudara-saudari, marilah kita mengakhiri perayaan ini dengan memohon berkat Tuhan.

I:          Semoga Allah Bapa yang kekal memelihara kalian dalam cinta kasih dan kerukunan, supaya damai Kristus senantiasa tinggal dalam diri dan dalam rumah kalian.
U:        Amin.

I:          Semoga kalian diberkati dengan keturunan, memperoleh penghiburan dari para sahabat dan kenalan, dan hidup dalam damai sejati dengan semua orang.
U:        Amin.

I:          Semoga kalian menjadi saksi kasih Allah dalam dunia, dan berhati dermawan bagi mereka yang menderita dan berkekurangan, agar kelak mereka menyambut kalian dengan penuh terima kasih ke dalam kediaman Allah yang kekal.
U:        Amin.

I:          Dan semoga saudara sekalian yang hadir di sini diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapadan Putra dan Roh Kudus.
U:        Amin.

PENGUTUSAN

I:          Saudara-saudari terkasih, dengan ini Pemberkatan  Perkawinan N…dan N…sudah selesai.
U:        Syukur kepada Allah.

I:          Marilah pergi, kita diutus (dan memberi kesaksian tentang kebaikan Tuhan).
U:        Amin.

BERDOA KEPADA BUNDA MARIA  ATAU KELUARGA KUDUS NAZARET          ( umat duduk)

Jika dikehendaki kedua mempelai dapat berdoa di hadapan patung bunda Maria, atau Keluarga Kudus Nazaret, atau patung devosional lain yang sesuai. Imam beserta saksi dapat mendampingi mereka.

PENANDATANGANAN SURAT PERKAWINAN
Kedua mempelai, para saksi, dan Imam menandatangani Surat Perkawinan gerejawi pada meja yang sudah disediakan di hadapan umat, bukan pada meja alta. Acara ini dapat diiringi nyanyian yang sesuai. Dapat pula acara ini dilaksanakan di secretariat paroki menurut kebiasaan setempat.[18]

PERARAKAN KELUAR ( umat berdiri)
Imam dan para pelayan menghormati altar, lalu meninggalkan gereja/tempat perayaan menuju sakristi. Kedua mempelai beserta keluarga berarak meninggalkan gereja/tempat perayaan. Dapat diiringi nyanyian.


Malang, 1 Oktober 2011
 Disusun oleh Deddy Dismas [Ketua Bidang Liturgi]
Berdasarkan TPP , Obor 2011
Untuk digunakan di kalangan sendiri
Paroki St. Albertus de Trapani - MALANG



Contoh doa di depan Bunda Maria

Ya, Bunda Maria, Bunda tersuci, pandanglah kami berdua yang sangat berbahagia pada hari ini. Betapa tak terkatakan rasa syukur dan terima kasih kami, atas semua yang telah kami terima. Terutama bimbingan tangan Puteramu, Yesus Kristus yang telah mempersatukan kami.

Bunda Maria, kami tahu saat ini baru merupakan awal dari semuanya yang masih harus kami jalani. Kami sadar bahwa perjalanan ini masih jauh dan panjang. Di hadapan kami masih banyak sekali hambatan kesulitan, kekecewaan dan goncangan. Oleh karena itu kami mohon selalu bantuan doamu ya Bunda Maria.

Tuntunlah kami pula dalam mendidik anak-anak yang akan dipercayakan kepada kami, sehingga kelak kami boleh melanjutkan kebahagiaan kami di dunia ini, di dalam kebahagiaan bersama dalam Kerajaan Bapa.

Salam Maria ………
Kemuliaan…………





[1] Bdk. OCM 1990, 45
[2] Ibid.
[3] Bdk. OCM 1990, 46
[4] MR 2002, hlm. 1023, 1029, 1034
[5] Bdk. OCM 1990, 47.
[6] OCM 1990, 55.
[7]  Ibid., 56. Disarankan agar yang diganti adalah Bacaan Kedua.
[8] OCM 1990, 57.
[9] Ibid., 58.
[10] Ritual “Mohon Restu” dapat ditiadakan atau diganti dengan kebiasaan adat setempat lainnya yang semakna.
[11] Para Saksi tidak harus ditanyai, apalagi yang menyangkut beberapa hal yang merupakan tugas dan wewenang
Ordinaris/pastor paroki (dalam penyelidikan kanonik). Dalam reker region jawa hal ini diserahkan kepada kepijakan pastor dan tidak mempengaruhi sahnya konsensus.
[12] Ibid., 60.
[13] Ibid., 61-64
[14] Komisi Liturgi KWI, 2009.
[15] Komisi Liturgi KWI, 2009
[16] Komisi Liturgi KWI, 2009.
[17] Ibid., 73
[18] Bdk. OCM 1990, 78

Tidak ada komentar:

Posting Komentar