Sabtu, 08 Oktober 2011

TATA PERAYAAN SAKRAMEN PERKAWINAN DALAM PERAYAAN EKARISTI



RITUS PEMBUKA


PENYAMBUTAN CALON MEMPELAI

Calon mempelai berserta rombongan berhimpun di depan pintu gereja atau tempat perayaan. Imam menyambut kedua calon mempelai di pintu itu dengan mengenakan busana liturgi berwarna putih atau warna pesta, dan didampingi putra-putri altar. Imam dapat memercikkan air suci kepada mereka dan kerabatnya. Namun, bila ritus Percikan tidak dilakukan di sini, dapat dilakukan setelah Kata Pembuka untuk mengganti Ritus Tobat. Ketika memerciki mereka Imam dapat mengucapkan kata-kata berikut ini:

I:    Semoga Allah memberi rahmat dan berkat, agar Saudara-saudari menghadap kepada-Nya dengan hati yang suci.
U:   Amin

Kemudian Imam menyampaikan salam dengan ramah, dan menyatakan bahwa Gereja ikut berbahagia bersama mereka.

I:          Selamat datang, Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Kita berhimpun di sini untuk mengawali perayaan perkawinan (Nama Mempelai Pria) dan (Nama Mempelai Perempuan) Gereja menyambut Saudara-saudari dan ikut bergembira dalam perayaan kasih ini.

Wakil Keluarga menyampaikan permohonan:

WK:      Rama/Pastor (Nama Imamnya) yang terhormat, seluruh keluarga (Nama Ortu / keluarga Mempelai Pria) dan (Nama Ortu / keluarga Mempelai Perempuan) hendak mengantar (Nama Mempelai Pria) dan (Nama Mempelai Perempuan) Memasuki hidup perkawinan. Kami nohon agar perkawinan mereka diteguhkan dan diberkati sesuai dengan ajaran dan tata perayaan Gereja Katolik.

Tanggapan dan ajakan Imam:

I:          Sekarang, marilah kita masuk ke rumah Tuhan dan menyerahkan seluruh harapan serta doa-doa kita kepada-Nya. Semoga kita boleh mengalami kasih setia Tuhan yang menghidupkan dan menguduskan kita, umat-Nya.

PERARAKAN (umat berdiri)

Secara berurutan putra-putri altar, Imam, kedua calon mempelai, orangtua, saksi, dan kerabat berarak menuju depan altar dan kemudian menuju tempat masing-masing yang telah disediakan. Jika memungkinkan tempat kedua calon mempelai dan para saksi sebaiknya di bagian panti imam. Perarakan ini diiringi nyanyian [1] atau salah satu Antifon Pembuka.[2]

Nyanyian /Antifon Pembuka (mengiringi perarakan)
           
Di depan altar mereka memberi penghormatan dengan membungkuk khidmat. Lalu Imam menuju altar dan menciumnya, kemudian menuju tempat yang tersedia (di depan kursi imam).[3]

TANDA SALIB DAN SALAM ( umat berdiri )

I:          Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U:         Amin
I:          Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus bersamamu.
U:         Dan bersama rohmu




KATA PEMBUKA

Kemudian Imam menyampaikan Kata Pembuka yang ditujukan kepada kedua calon mempelai dan Umat yang hadir, supaya mengarahkan perhatian untuk perayaan perkawinan.

I:       Saudara-saudari terkasih,
            Khususnya keluarga dan sahabat kedua calon mempelai, dengan penuh suka cita kita berkumpul di rumah Tuhan bersama (Nama Mempelai Pria) dan (Nama Mempelai Perempuan) yang pada hari ini bermaksud meneguhkan ikatan kasih mereka dalam perkawinan suci. Bagi mereka hari ini sangatlah istimewa. Kita akan mendengarkan sabda Tuhan, yang ditujukan kepada mereka, namun juga kepada kita semua. Marilah menopang keinginan mereka dengan doa-doa yang tulus. Semoga Allah memberkati keluarga yang akan mereka bangun mulai hari ini.

†† Madah Kemuliaan


DOA PEMBUKA                                                          umat berdiri

I:          Marilah kita berdoa (hening sejenak)
            Allah, Pencipta yang penuh kasih, Engkau telah menuntun kedua calon mempelai ini dalam perjalanan untuk saling mengasihi. Kukuhkanlah cinta dan keinginan luhur mereka yang melandasi ikrar untuk saling mengikatkan diri di hadapan-Mu. Limpahkanlah rahmat-Mu atas mereka. Buatlah mereka pantas dan kudus, agar mampu menjadi tanda kehadiran-Mu yang nyata. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U:         Amin.



LITURGI SABDA

Liturgi Sabda dilaksanakan seperti biasanya. Dapat diadakan dua atau tiga bacaan. Bacaan Pertama harus diambil dari Kitab Suci Perjanjian Lama, namun dalam masa Paskah dari Kisah Para Rasul atau Kitab Wahyu. Setidaknya salah satu dari dua atau tiga bacaan itu secara khusus berbicara tentang perkawinan[4]. Hendaknya calon mempelai tidak diberi tugas sebagai lector, sebab teristimewa bagi mereka berdualah Sabda Tuhan diarahkan. Jika tidak dirayakan Misa bagi Calon mempelai, salah satu bacaan dapat diambil dari Buku Bacaan Misa (Lectionarium) khusus untuk perkawinan, kecuali dalam Misa Natal, Epifani, Paskah, Kenaikan Tuhan, Pentakosta, Tubuh dan Darah Kristus, atau Misa dengan tingkat Hari Raya lainnya. Hendaknya dipilih bacaan yang menyatakan pentingnya nilai dan martabat perkawinan dalam misteri keselamatan.[5]

LITURGI SABDA

Bacaan I  (umat duduk)
                                                                                    Ef 5:2ยช.25-32
L    :  Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus.
         Rahasia yang diwahyukan ini agung, yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan Gereja.

         Saudara-saudari, - hiduplah di dalam cinta kasih, - sebagaimana Kristus telah mengasihi kita, - dan mengurbankan diri-Nya untuk kita.
         Suami hendaklah menaruh cinta kasih kepada istrinya – sebagaimana Kristus menaruh cinta kasih kepada Gereja. – Ia menyerahkan diri bagi Gereja – untuk menguduskannya dengan pembasuhan air dan sabda kehidupan. – Dengan demikian – Kristus memperlihatkan Gereja-Nya – mulia, tak bercela, tanpa kerut dan cacat lain, - tetapi kudus dan murni.
         Begitu pula – suami harus mencintai istrinya – seperti dirinya sendiri. – Tak seorang pun pernah membenci tubuhnya. – Sebaliknya – ia memelihara dan menjaganya – seperti Kristus – terhadap Gereja. – Kita adalah anggota tubuh Kristus. – Karena itu – pria harus meninggalkan ibu-bapa, - dan mengikatkan diri pada istrinya. – Dan keduanya akan bersatu jiwa raganya.
         Rahasia yang diwahyukan ini – sungguh agung, - yang kumaksudkan ialah – hubungan Kristus dengan Gereja.Demikianlah sabda Tuhan.
U    :  Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan                

Nyanyian-nyanyian hendaknya sesuai dengan liturgi Perkawinan dan mengungkapkan iman Gereja. Secara khusus hendaknya diperhatikan nyanyian Mazmur Tanggapan dalam Liturgi Sabda jangan diganti dengan nyanyian antar bacaan.


Bait Pengantar Injil                             
Alleluia.
         Bila kita saling menaruh cinta kasih, Tuhan beserta kita, dan cinta kasih-Nya pada kita jadilah sempurna.
Alleluia.

Bacaan Injil                                                     
 I    : Tuhan bersamamu.
U    : Dan bersama rohmu
I     :  Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes.
U    : Dimuliakanlah Tuhan
Yoh 2:1-11
         Yesus mulai mengajarkan tanda-tanda-Nya di kota Kana di Galilea.

         Pada suatu hari – diadakan perkawinan di kana  di Galilea – Ibunda Yesus hadir di situ. – Yesus dan para murid-Nya di undang juga ke pesta perkawinan itu. – Ketika mereka kekurangan anggur, - Ibunda Yesus berkata, - Mereka kekurangan anggur.
         Jawab Yesus, - “Itu kan bukan urusan-Ku, Ibu. – Saat-Ku belum tiba.” – Tetapi Ibunda Yesus berkata kepada para pelayan, - “Lakukanlah – apa saja yang dikatakan-Nya kepadamu.”
         Di situ tersedia enam tempayan – untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, - masing-masing isinya sekitar seratus liter. – Yesus berkata kepada para pelayan, - isilah tempayan-tempayan ini dengan air.” – Mereka pun mengisinya sampai penuh. – Lalu Yesus berkata kepada mereka, - “Nah, cedoklah, - dan bawalah kepada pemimpin pesta.” – Mereka membawanya.
         Setelah pemimpin pesta – mengecap air yang telah menjadi anggur, - ia memanggil pengantin pria. – Ia tidak tahu – dari mana datangnya anggur itu; - yang tahu hanya para pelayan. – Maka pemimpin pesta berkata kepada pengantin pria. – Biasanya anggur yang baik dihidangkan lebih dahulu. – Sesudah orang puas minum, - barulah yang kurang baik. – Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang!” Demikianlah Yesus mengerjakan tanda-tanda-Nya – di kota Kana di Galilea.
I     :  Demikianlah Injil Tuhan.
U    :  Terpujilah Kristus.


HOMILI (umat duduk)
Imam menyampaikan Homili yang bersumber dari bacaan Kitab Suci atau teks liturgis yang digunakan dalam Misa ini. Ia hendaknya menjelaskan misteri perkawinan kristiani, martabat cinta pasangan suami-istri, rahmat Sakramen ini, dan kewajiban mereka, serta perlu mengaitkannya dengan situasi nyata dari calon mempelai dan keadaan zaman.[6]


PERAYAAN – LITURGI  PERKAWINAN

Kalau dalam perayaan ini ada dua pasang calon mempelai atau lebih, Pernyataan Mempelai, Kesepakatan Perkawinan, dan Penerimaan Kesepakatan Perkawinan dilaksanakan oleh/untuk masing-masing pasangan, yang satu sesudah yang lain. Bagian-bagian lain, termasuk Berkat untuk Mempelai, dilaksanakan satu kali untuk semua pasangan sekaligus.[7]

MOHON RESTU[8]

Sebelum melangsungkan Perayaan Perkawinan, kedua calon mempelai mohon restu para orangtua dengan cara yang sesuai dengan adat setempat. Acara ini dapat juga dilaksanakan sesudah Penerimaan Kesepakatan Perkawinan, yakni pada bagian Ritus Pelengkap. Kedua calon mempelai menghadap orangtua mereka. Sementara itu dapat diiringi nyanyian yang sesuai dengan maksud ritus ini. Bagi wilayah adat yang biasa mengisi ungkapan restu orangtua dengan kata-kata dan nasihat, nyanyian dapat ditiadakan.

I:          (Nama Mempelai Pria) dan (Nama Mempelai Perempuan) , sebelum perayaan perkawinan Gereja kita laksanakan, kami persilahkan kalian berdua terlebih dahulu menghadap kedua orangtua kalian untuk mohon restu bagi perjalanan hidup yang hendak kalian awali ini.

Sementara itu dapat diiringi nyanyian yang sesuai dengan maksud ritus ini.

PENGANTAR   (umat berdiri)

Para Saksi Perkawinan berdiri mendampingi calon mempelai[9]. Di hadapan calon mempelai berdiri Imam menyampaikan pengantar:


I     :  Mempelai yang berbahagia,
         Kalian datang di tempat ini untuk menerima berkat Tuhan, karena kalian berniat untuk saling mengikat diri dalam hidup perkawinan. Para pelayan Gereja dan saudara-saudaramu seiman hadir juga di sini untuk menyaksikan peristiwa penuh rahmat ini. Kristus memberikan berkat melimpah bagi cinta kalian sebagai suami-istri. Ia telah menguduskan kalian dalam pembaptisan dan kini Ia memperkaya serta memperkuat kalian dengan Sakramen Perkawinan ini. Semoga kalian saling mempercayai dan melaksanakan kewajiban-kewajiban hidup perkawinan. Kini saya minta kalian menyatakan niat itu di hadapan Gereja.

PERNYATAAN MEMPELAI

Kemudian Imam menanyai Mempelai (M) tentang kehendak bebas, kesetiaan, kesediaan menerima dan mendidik anak mereka. Masing-masing mengungkapkan jawaban pribadi namun diucapkan bersama[10].           

I:          (Nama Mempelai Pria) dan (Nama Mempelai Perempuan) .sungguhkah kalian dengan hati bebas dan tulus ikhlas hendak meresmikan perkawinan ini?
M:        Ya, sungguh.
I:          Selama menjalani perkawinan nanti, bersediakah kalian untuk saling mengasihi dan saling menghormati sepanjang hidup?
M:        Ya, saya bersedia.

            Pertanyaan berikut dapat dihilangkan jika dianggap tidak cokok dengan keadaan mempelai.

I:          Bersediakah kalian dengan penuh kasih sayang menerima anak-anak yang dianugerahkan Allah kepada kalian, dan mendidik mereka sesuai dengan hukum Kristus dan Gereja-Nya?
M:        Ya, saya bersedia.


KESEPAKATAN PERKAWINAN / JANJI PERKAWINAN
Pada saat ini fotografer dan EO tidak boleh naik ke panti iman atau berjalan-jalan /wira-wiri dan menghalangi pandangan ada untuk mengikuti upacara ini.

Janji dengan berjabat tangan[11]. Imam mengajak Calon mempelai Laki-laki (ML) dan Calon mempelai Perempuan (MP) untuk mengungkapkan Kesepakatan Perkawinan.

I:          Untuk mengikrarkan perkawinan kudus ini, silahkan kalian saling berjabatan tangan kanan dan menyatakan kesepakatan kalian di hadapan Allah dan Gereja-Nya.
           
Kedua calon mempelai saling berhadapan, berjabat tangan kanan, dan sambil bergantian mengucapkan janji masing-masing.


Mempelai Laki-laki:
Saya
N........... (mempelai laki-laki)
memilih engkau,
N….. (mempelai perempuan)
menjadi istri saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya.

Mempelai Perempuan:

Saya
N... (mempelai perempuan)
memilih engkau,
N….. (mempelai laki-laki )
menjadi suami saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya.



PENERIMAAN KESEPAKATAN PERKAWINAN
Imam menerima Kesepakatan Perkawinan dan berkata kepada mempelai, misalnya dengan salah satu rumus berikut:

I:          Atas nama Gereja Allah, di hadapan para saksi dan umat Allah yang hadir di sini, saya menegaskan bahwa perkawinan yang telah diresmikan ini adalah perkawinan Katolik yang sah. Semoga bagi kalian berdua [Sakramen] Perkawinan ini menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan. Yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.
U:         Amin
I:          Marilah memuji Tuhan.
U:         Syukur kepada Allah.    

RITUS PELENGKAP

Bagian berikut ini dapat disesuaikan dengan perlambangan lain dalam adat istiadat setempat. Ritus ini tidak perlu diiringi nyanyian.

PEMBERKATAN DAN PENGENAAN CINCIN
Imam memberkati cincin kedua mempelai, setelah itu memerciki cincin-cincin tersebut dengan air suci.

I:          Ya Tuhan, berkatilahkedua cincin ini. Semoga kedua mempelai yang mengenakannya tetap bersatu dalam kesetiaan; tinggal dalam damai menurut kehendak-Mu; saling mengasihi dan menghormati. Semoga mereka selalu hidup dalam cinta kasih satu sama lain. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Lalu Imam menyerahkan cincin mempelai  perempuan kepada mempelai laki-laki sambil berkata:[12]

I:          N….(nama mempelai laki-laki), kenakanlah cincin ini pada jari istrimu sebagai lambang cinta dan kesetiaan.

            Mempelai laki-laki mengenakan cincin pada jari manis tangan kanan mempelai perempuan.

MP:      N…..(nama mempelai perempuan), terimalah cincin ini sebagai lambang cinta dan kesetiaanku kepadamu.
            Jika kedua mempelai Katolik dapat ditambah :
            Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

Lalu Imam menyerahkan cincin mempelai  laki-laki kepada mempelai perempuan sambil berkata:

I:          N….(nama mempelai perempuan), kenakanlah cincin ini pada jari suamimu sebagai lambang cinta dan kesetiaan.

            Mempelai perempuan mengenakan cincin pada jari manis tangan kanan mempelai laki-laki.

ML:       N…..(nama mempelai laki-laki), terimalah cincin ini sebagai lambang cinta dan kesetiaanku kepadamu.
            Jika kedua mempelai Katolik dapat ditambah :
            Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.



Jika dikehendaki dan sesuai dengan adat istiadat, maka mempelai dapat bertukar tempat.

Bagian-bagian di bawah ini (bagian dalam kurung) dapat ditiadakan jika dianggap tidak perlu.

(Pembukaan Kerudung, jika mempelai wanita memakai  kerudung)[13]
Pada waktu mempelai laki-laki membuka kerudung mempelai perempuan, Imam dapat berkata:

I:          Semoga kalian berdua selalu saling memandang dengan wajah penuh cinta. Semoga ikatan cinta kasih kalian berdua yang diresmikan dalam perayaan ini menjadi sumber kebahagiaan sejati.

(Penyerahan Kitab Suci, Salib, dan Rosario)[14]

 Imam memberkati Kitab Suci, Salib, dan Rosario.
I:       Ya Tuhan, berkatilah Kitab Suci, Salib dan Rosario ini agar menjadi tanda kehadiranMu serta Bunda Maria di tengah keluarga ini dan memberikan dorongan untuk saling berkorban demi kebahagiaan
         pasangannya.† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

kemudian Orangtua (OT) menyerahkannya kepada kedua mempelai.

OT:       Anak-anak yang terkasih, terimalah Kitab Suci, Salib, dan Rosario ini sebagai bekal perjalanan hidup Perkawinan. Baik dalam suka maupun duka, pergunakanlah semua ini dengan semestinya. Tuhan akan selalu mendampingi langkah kalian. Doa kami pun selalu menyertai kalian.
M:        Terima kasih.

SYAHADAT (khusus hari Minggu)          (umat berdiri)

Dalam Misa Hari Minggu atau yang setingkat dengan Hari Raya diadakan juga pengakuan iman bersama (Syahadat). Namun, dalam Misa bagi Mempelai tidak perlu diadakan[15].

DOA UMAT  (umat berdiri)

Imam mengajak dan memimpin Umat untuk menyampaikan doa-doa mereka. Kedua mempelai tidak diberi tugas untuk membawakan Doa Umat.

I:          Saudara-saudari terkasih, Tuhan telah berkenan menyempurnakan dan menguduskan cinta N…dan N…., maka sambil mengenangkan anugerah kebaikan dan cinta istimewa yang telah mereka terima marilah kita menyerahkan mereka kepada Tuhan melalui doa-doa ini.
L:         Semoga N…dan N….yang baru saja dipersatukan dalam perkawinan suci selalu dikaruniai kesehatan jiwa dan raga. Marilah kita mohon.
U:         Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
L:         Semoga Tuhan, yang memberkati perkawinan di Kana melalui kehadiran-Nya, senantiasa juga menjaga pasangan ini agar selalu setia pada janji perkawinan mereka. Marilah kita mohon.
U:         Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
L:         Semoga cinta mereka akan berbuah dan menjadi sempurna. Semoga mereka dapat saling mendukung dalam damai dan saling membantu, serta, sebagai orang kristiani, mereka dapat menjadi saksi Injil.  Marilah kita mohon.
U:         Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
L:         Semoga umat Allah tumbuh dari hari ke hari dalam keutamaan dan semoga semua orang yang berbeban berat dapat mendapat kekuatan dalam rahmat suci Allah. Marilah kita mohon.
U:         Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
L:         Semoga rahmat Sakramen Perkawinan dari semua pasangan suami-istri yang hadir di sini diperbarui oleh Roh Kudus. Marilah kita mohon.
U:         Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
I:          Ya Tuhan, utuslah Roh cinta-Mu atas pasangan yang berbahagia ini, agar mereka menjadi sehati dan sejiwa. Jangan biarkan sesuatu menganggu kebahagiaan mereka, karena Engkaulah yang telah memberkati mereka. Jangan biarkan pula mereka terpisah, karena Engkaulah yang telah mempersatukan mereka. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U:         Amin.

LITURGI EKARISTI

PERARAKAN PERSEMBAHAN          (umat duduk)
Diringi dengan nyanyian liturgis yang sesuai dengan liturgi ini.
Kedua mempelai mengantar sendiri roti dan anggur dan para petugas atau kerabat mereka menyertai dengan membawa bahan-bahan persembahan yang lain[16].

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN            umat berdiri

I:          Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan kepada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U:         Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita, serta seluruh umat Allah yang kudus.
I:          Ya Tuhan, terimalah kurban yang kami persembahkan untuk perjanjian perkawinan yang suci ini. Engkaulah yang memungkinkan pelaksanaannya. Semoga Engkau juga yang mengatur kelangsungannya dengan bijaksana. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

DOA SYUKUR AGUNG            umat /berdiri   

Imam dapat memilih salah satu Doa Syukur Agung (I, II, III) yang tersedia dalam buku Tata Perayaan Ekaristi. Imam membawakan Prefasi berikut ini.

Prefasi Perkawinan, Martabat Perjanjian Perkawinan
Tuhan sertamu
U     :    Dan sertamu juga
I       :    Marilah mengarhkan hati kepada Tuhan
U     :    Sudah kami arahkan
I       :    Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita
U     :    Sudah layak dan sepantasnya
I       :    Sungguh layak dan benar, pantas dan menyelamatkan, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal:
Engkau menjalin janji perkawinan dengan tali kerukunan yang lembut dan dengan ikatan damai yang tak terpusutkan, agar kesuburan yang murni dari pasangan-pasangan suci menambah jumlah anak-anak angkat-Mu.
Sebab, oleh penyelenggaraan dan kasih karunia-Mu, ya Tuhan, secara mengagumkan Engkau mengatur agar keturunan yang dilahirkan untuk memenuhi bumi menambah jumlah anggota Gereja oleh kelahiran kembali dengan pengantaraan Krsitus, Tuhan kami.
Dengan pengantaraan Kristu itu, para malaikat memuji keagungan-Mu bersama segala kuasa surga. Maka kami pun bersembah sujud memuliakan Dikau bersama mereka dengan bernyanyi/berseru:

Lagu :
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan….

Nama para mempelai dapat disebut dalam Doa-doa Syukur Agung. Berikut ini adalah rumusan tambahan yang harus disisipkan dalam Doa Syukur Agung yang telah dipilih [17]  Doa Syukur Agung II[18]

DOA SYUKUR AGUNG II umat berlutut

Setelah kata-kata “dan semua pelayan sabda-Mu” ditambahkan.
I:          Ingatlah juga, ya Tuhan, akan hamba-hamba-Mu, N…dan N… ini, yang telah Engkau antar sampai pada hari perkawinan ini. Semoga dengan bantuan rahmat-Mu mereka saling mencintai dan hidup rukun.

DOA TUHAN: “BAPA KAMI”   (umat berdiri)

Imam mengajak umat untuk bersama-sama mengucapkan atau menyanyikan doa Tuhan, “Bapa Kami”. Embolisme-Doksologi ditiadakan. Setelah doa “Bapa Kami” Imam berdiri di hadapan kedua mempelai yang berlutut di tempat mereka atau di depan altar.

BERKAT UNTUK MEMPELAI    umat berdiri,  mempelai berlutut

Sambil mengatupkan tangan Imam memberi pengantar dan mengajak semua untuk hening sejenak.

I:          Saudara-saudari terkasih, marilah kita berdoa dengan rendah hati agar Tuhan berkenan melimpahkan anugerah berkat-Nya atas hamba-hamba-Nya ini yang sudah menikah dalam Kristus; dan yang sudah diikat-Nya dengan janji suci (dengan Sakramen Tubuh dan Darah Kristus) serta dibuat-Nya sehati sejiwa dalam satu kasih.[19]

            Hening

Imam mengulurkan kedua tangannya di atas mempelai dan mengucapkan atau menyanyikan doa berikut. Kalimat dalam tanda kurung dapat dilewati jika memang tidak sesuai dengan keadaan mempelai.

I:          Ya Allah , dengan kuat kuasa-Mu, Engkau telah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan. Setelah Engkau mengatur awal mula alam semesta dan menciptakan manusia menurut citra-Mu, Engkau pun menetapkan bagi laki-laki seorang perempuan sebagai penolong yang tak terpisahkan. Mereka bukan lagi dua melainkan satu daging, dan Engkau mengajarkan bahwa yang sudah dipersatukan tidak pernah boleh diceraikan oleh manusia.

            Ya Allah, Engkau telah menguduskan ikatan perkawinan dengan misteri yang begitu luhur, sehingga dalam janji perkawinan Engkau memperlambangkan sakramen hubungan Kristus dengan Gereja.

            Ya Allah, di dalam Engkau perempuan bersatu dengan laki-laki, dan komunitas insani yang pertama, yaitu keluarga, dianugerahi dengan berkat yang tidak bisa ditiadakan oleh apa pun: tidak oleh kutukan dosa asal, tidak pula oleh hukuman air bah.

            Pandanglah dengan rela hamba-hamba-Mu ini, yang setelah menjalin persekutuan perkawinan, mereka tetap mengharapkan berkat dan perlindungan-Mu. Curahkanlah anugerah Roh Kudus ke atas mereka agar mereka tetap setia dalam ikatan perkawinan karena kasih-Mu yang dituangkan ke dalam hati mereka.

            Penuhilah hati hamba-Mu, N…, mempelai perempuan ini, dengan rahmat cinta dan damai. Semoga ia mengikuti teladan hidup perempuan-perempuan kudus yang dipuji di dalam Kitab Suci.

            Semoga hati N..... suaminya tertambat padanya dan dia diterima sebagai teman hidup yang sederajat. Semoga ia mendapinginya dengan rasa hormat yang pantas dan senantiasa mencintainya, dengan kasih Kristus sendiri, yang mencintai Gereja-Nya.

            Maka kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, semoga hamba-hamba-Mu ini tetap tinggal dalam ikatan iman dan pelaksanaan hukum-Mu. Semoga mereka yang sudah dipersatukan sebagai suami-istri menjadi orang-orang terpandang karena kesempurnaan peri hidup mereka. Semoga mereka yang telah diteguhkan oleh Injil menjadi saksi Kristus yang baik di hadapan semua orang (Semoga mereka mendapat keturunan, menjadi orangtua yang patut dicontoh karena kebajikan, dan boleh melihat cucu-cicit mereka.)

            Akhirnya, semoga mereka mencapai usia lanjut, dan masuk ke dalam kehidupan para kudus di dalam kerajaan surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U:         Amin.

Doa damai “Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bersabda…” ditiadakan dan Imam langsung menyampaikan “Salam Damai”.[20]

SALAM DAMAI            (umat dan mempelai berdiri)

Imam mengungkapkan salam berikut ini.

I:          Damai Tuhan bersamamu
U:         Dan bersama rohmu.

            Kemudian Imam memberi salam kepada mempelai dan orangtua mereka. Mempelai dan seluruh umat dapat saling mengungkapkan tanda damai dan cinta kasih, khususnya kepada Umat di sekitarnya yang dapat dijangkau.[21]

PEMECAHAN HOSTI

Imam memecah-memecahkan hosti kudus, sementara umat mengiringinya dengan mengucapkan/menyanyikan “Anak Domba Allah”. Setelah itu Imam menunjukkan hosti dan mengangkat piala, sambil mengucapkan “Inilah Anak Domba Allah….”

KOMUNI
Kedua mempelai, orangtua, saudara sekandung mereka, dan para saksi sebaiknya menerima komuni dalam dua rupa.[22] Antara kedua mempelai, dan juga umat, tidak diizinkan mengambil sendiri, saling memberikan, ataupun saling menyuapkan hosti kudus dan piala.[23]

Catatan: Petugas kor menyambut komuni dahulu baru kemudian menyanyikan nyanyian komuni.

DOA SESUDAH KOMUNI

I:          Marilah kita berdoa.
            Ya Tuhan, kami telah mengambil bagian pada meja perjamuan-Mu. Kami mohon semoga mereka yang telah dipersatukan dengan Sakramen Perkawinan senantiasa berpusat pada-Mu, dan memaklumkan nama-Mu kepada semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U:         Amin.


RITUS PENUTUP

BERKAT MERIAH (umat berlutut)

I:          Saudara-saudari, marilah kita mengakhiri perayaan ini dengan memohon berkat Tuhan.

I:          Semoga Allah Bapa yang kekal memelihara kalian dalam cinta kasih dan kerukunan, supaya damai Kristus senantiasa tinggal dalam diri dan dalam rumah kalian.
U:         Amin.

I:          Semoga kalian diberkati dengan keturunan, memperoleh penghiburan dari para sahabat dan kenalan, dan hidup dalam damai sejati dengan semua orang.
U:         Amin.

I:          Semoga kalian menjadi saksi kasih Allah dalam dunia, dan berhati dermawan bagi mereka yang menderita dan berkekurangan, agar kelak mereka menyambut kalian dengan penuh terima kasih ke dalam kediaman Allah yang kekal.
U:         Amin.

I:          Dan semoga saudara sekalian yang hadir di sini diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapadan Putra dan Roh Kudus.
U:         Amin.

PENGUTUSAN

I:          Saudara-saudari terkasih, dengan ini Perayaan Ekaristi dan Perkawinan N…dan N…sudah selesai.
U:         Syukur kepada Allah.

I:          Marilah pergi, kita diutus (dan memberi kesaksian tentang kebaikan Tuhan).
U:         Amin.

PENYERAHAN KELUARGA KEPADA BUNDA MARIA
ATAU KELUARGA KUDUS NAZARET                ( umat duduk)

Jika dikehendaki kedua mempelai dapat berdoa di hadapan patung bunda Maria, atau Keluarga Kudus Nazaret, atau patung devosional lain yang sesuai. Imam beserta saksi dapat mendampingi mereka.

PENANDATANGANAN SURAT PERKAWINAN
Kedua mempelai, para saksi, dan Imam menandatangani Surat Perkawinan gerejawi pada meja yang sudah disediakan di hadapan umat, bukan pada meja alta. Acara ini dapat diiringi nyanyian yang sesuai. Dapat pula acara ini dilaksanakan di secretariat paroki menurut kebiasaan setempat.[24]

PERARAKAN KELUAR ( umat berdiri)
Imam dan para pelayan menghormati altar, lalu meninggalkan gereja/tempat perayaan menuju sakristi. Kedua mempelai beserta keluarga berarak meninggalkan gereja/tempat perayaan. Dapat diiringi nyanyian.

Malang, 1 Oktober 2011
 Disusun oleh Deddy Dismas [Ketua Bidang Liturgi]
Berdasarkan TPP , Obor 2011
Untuk digunakan di kalangan sendiri
Paroki St. Albertus de Trapani - MALANG


CONTOH DOA DI DEPAN BUNDA MARIA

Ya, Bunda Maria, Bunda tersuci, pandanglah kami berdua yang sangat berbahagia pada hari ini. Betapa tak terkatakan rasa syukur dan terima kasih kami, atas semua yang telah kami terima. Terutama bimbingan tangan Puteramu, Yesus Kristus yang telah mempersatukan kami.

Bunda Maria, kami tahu saat ini baru merupakan awal dari semuanya yang masih harus kami jalani. Kami sadar bahwa perjalanan ini masih jauh dan panjang. Di hadapan kami masih banyak sekali hambatan kesulitan, kekecewaan dan goncangan. Oleh karena itu kami mohon selalu bantuan doamu ya Bunda Maria.

Tuntunlah kami pula dalam mendidik anak-anak yang akan dipercayakan kepada kami, sehingga kelak kami boleh melanjutkan kebahagiaan kami di dunia ini, di dalam kebahagiaan bersama dalam Kerajaan Bapa.

Salam Maria ………
Kemuliaan…………

Atau :

Mempelai Laki-laki :

Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda kami tercinta, hari ini hari yang sangat membahagiakan kami berdua. Kami telah berjanji untuk saling setia dan kami mau menempuh perjalanan hidup selanjutnya bersama-sama sebagai suami isteri. Pada saat yang sungguh berarti ini kami memohon juga restumu ya Bunda kami.

Mempelai Perempuan:

Santa maria, doakanlah kami, agar cinta kami tahan uji dalam segala suka dan duka hidup perkawinan. Semoga kami dapat membentuk rumah tangga yang sejahtera dan membangun keluarga yang berbahagia.
Ya Bunda yang baik hati, doakanlah kami pada Putra-Mu, Tuhan Kami Yesus Kristus.

Kedua mempelai bersama-sama :
Salam Maria penuh rahmat ...


CONTOH DOA KEPADA KELUARAGA KUDUS dar NAZARET

Santo Yusuf dan Santa Maria,
Engkaulah pasangan hidup yang setia dan saling mengasihi.  Karena keberaniaan dan kerelaanmu telah lahir ke dunia ini Putramu , Yesus Kristus, Tuhan kami.
Bersama Yesus itulah keluargamu yang kudus dari Nazaret telah kami kenal dan telah menjadi teladan hidup rumah tangga kami.
Ya Yesus, Maria dan Yusuf
Dampingilah selalu kami berdua yang baru saja meneguhkan cinta kami dalam hidup perkawinan.
Sinarilah kami dengan teladan keluarga kudusmu dan bimbinglah kami ke jalan damai sejahtera.
Semoga Allah Bapa menjadikan kami keluarga yang suci.
Terpujilah Engkau ya Yesus
Cahaya mulia dari Allah Bapa.
Terpujilah engkau ya Maria, bunda dan perawan yang murni.
Terpujilah engkau ya Yusuf, ayah pengasuh yang setia.
Terpujilah nama Yesus, Maria , dan Yusuf untuk selama-lamanya. Amin.




[1] Bdk. OCM 1990, 46
[2] MR 2002, hlm. 1023, 1029, 1034
[3] Bdk. OCM 1990, 47.
[4] OCM 1990, 55.
[5]  Ibid., 56. Disarankan agar yang diganti adalah Bacaan Kedua.
[6] OCM 1990, 57.
[7] Ibid., 58.
[8] Ritual “Mohon Restu” dapat ditiadakan atau diganti dengan kebiasaan adat setempat lainnya yang semakna.
[9]   Para Saksi tidak harus ditanyai, apalagi yang menyangkut beberapa hal yang merupakan tugas dan wewenang Ordinaris/pastor paroki (dalam penyelidikan kanonik). Dalam reker region jawa hal ini diserahkan kepada kepijakan pastor dan tidak mempengaruhi sahnya konsensus.
[10] Ibid., 60.
[11] Ibid., 61-64
[12] Komisi Liturgi KWI, 2009.
[13] Komisi Liturgi KWI, 2009
[14] Komisi Liturgi KWI, 2009.
[15] Bdk. OCM 1990, 69.
[16] Ibid., 70
[17] OCM 1990, 71.
[18] Ibid., 238.
[19] Ibid., 73
[20] OCM 1990, 75.
[21] Ibid.
[22] OCM 1990, 76.
[23] PUMR, 160.
[24] Bdk. OCM 1990, 78

Tidak ada komentar:

Posting Komentar